Teks Khutbah Jumat Singkat untuk Jumat 31 Maret 2023 Tentang Meneladani Akhlak Nabi Muhammad SAW

- 30 Maret 2023, 08:06 WIB
 Ilustrasi khutbah jumat tema mempersiapkan bekal akhirat
Ilustrasi khutbah jumat tema mempersiapkan bekal akhirat /Pixabay.com / xegxef

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Akhir Tahun, Tentang Muhasabah Terbaru 23 Desember 2022

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

Artinya: “Sungguh engkau benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. al-Qalam [68]: 4).

Disebutkan oleh Ummul Mukminin, ketika ditanya oleh Yazin bin Bâbnu: “Apa akhlak Rasulullah?” Ia menjawab bahwa akhlak Rasulullah SAW adalah Al-Qur’an. Kemudian ia disuruh untuk membaca surat al-Mukminun ayat 1-5, yang menunjukkan akhlak Rasulullah SAW. (HR Al-Bukhari, al-Hakim, al-Baihaqi dan al-Nasai).

Kedua, murah senyum. Dalam hadits disebutkan tentang akhlak Rasulullah SAW ketika sendirian di rumah.

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا سُئِلَتْ: كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا خَلا فِي بَيْتِهِ؟ قَالَتْ: كَانَ أَلْيَنَ النَّاسِ وَأَكْرَمَ النَّاسِ. وَكَانَ رَجُلا مِنْ رِجَالِكُمْ إِلا أَنَّهُ كَانَ ضَحَّاكًا بَسَّامًا

Artinya: “Dari ‘Aisyah, ia ditanya bagaimana Rasulullah SAW ketika sendirian di rumah? Ia menjawab: ‘Beliau adalah manusia yang paling lembut dan manusia yang paling mulia, beliau seorang dari kaum laki-laki kalian, hanya saja beliau humoris nan banyak senyumnya.” (HR. Ahmad dalam Musnad Ahmad, dan Ibn Sa’id dalam al-Thabaqât al-Kubrâ.

Baca Juga: Contoh Teks Pidato Hari Guru Nasional 2022 untuk Anak SD, Bermakna dan Mudah Dibaca

Ketiga, hidup sederhana dan mengerjakan sendiri berbagai pekerjaan rumah tangga. Beliau sosok yang sangat sederhana; mengerjakan sendiri pekerjaan rumah tangga, menjahit pakaian dan menyambung sandal yang putus. Disebutkan dalam hadits:

عَنْ عَائِشَةَ أنَّها سُئِلَتْ: مَا كَانَ النَّبيُّﷺ يَعْمَلُ فِيْ بَيْتِهِ؟ قَالَتْ: كَانَ يَخيْطُ ثَوْبَهُ وَيخْصِفُ نَعْلَهُ وَيَعْمَلُ مَا يَعْمَلُ الرِّجَالُ فِيْ بُيُوْتِهِمْ

Artinya: “Dari Aisyah, bahwa ia ditanya: “Apa yang yang dilakukan Nabi SAW di rumahnya? Ia menjawab: “Beliau menjahid bajunya, menyambung sandalnya yang putus, dan mengerjakan pekerjaan yang dilakukan para suami di rumah-rumah mereka.” (HR Ibn Hibbân)

Keempat, suka menolang sesama. Beliau mengantarkan atau menyeberangkan seorang ibu hingga memenuhi kebutuhannya. Keenam, penuh kasih sayang (rahmah) pada umat. Beliau penuh kasih sayang pada umatnya.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik, dan Abu Sa’id al-Khudzri, bahwa Nabi SAW suatu ketika mendengar suara tangisan anak kecil, padahal beliau sedang shalat, maka beliau membaca surat yang pendek dan surat yang ringan, karena khawatir menyulitkan ibu anak tersebut. (HR al-Bukhari).

Baca Juga: Contoh Teks Pembukaan Pidato Hari Guru Nasional 2022, Bisa Jadi Referensi

Diriwayatkan pula dari Malik bin Ruwaihits bahwa Nabi SAW adalah seorang yang sangat kasih sayang lagi lemah lembut (rahîman rafîqan); kami pernah tinggal bersama beliau selama dua puluh malam, kemudian beliau mengira kami sangat merindukan keluarga kami; lantas beliau menanyai kami perihal keluarga kami; kami pun memberitaukan kepada beliau mengenai kabar mereka. Lantas Nabi SAW berkata:

ارْجِعُوا إِلَى أَهْلِيكُمْ فَأَقِيمُوْا فِيْهِمْ وَعَلِّمُوهُمْ وَمُرُوْهُمْ

Artinya: “Kembalilah kalian kepada keluarga kalian, dan tinggallah bersama mereka, ajarilah mereka, dan perintahkan mereka (kepada kebaikan).” (HR. Bukhari dan Muslim).

Kelima, penuh perhatian dan kepedulian sosial. Abȗ Ya’lâ dalam Musnadnya meriwayatkan sebuah hadits dari Anas r.a., dikutip juga dalam kitab Ihyâ’ ‘Ulȗmiddîn karya Imam al-Ghazali, dan al-Durr al-Mantsȗr karya Jalâluddin al-Suyȗthî:

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ إِذَا فَقَدَ الرَّجُلُ مِنْ إِخْوَانِهِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ سَأَلَ عَنْهُ، فَإنْ كَانَ غَائِبًا دَعَا لَهُ، وَإِنْ كَانَ شَاهِدًا زَارَهُ، وَإِنْ كَانَ مَرِيْضًا عَادَهُ

Artinya “Rasulullah SAW ketika ada seseorang yang tidak tampak bersama saudara-saudaranya selama tiga hari, maka beliau menanyakan (keadaan)-nya; jika ia tidak hadir, maka beliau memanggilnya, jika ia hadir, maka beliau menghampirinya, dan jika ia sedang sakit, maka beliau menjenguknya.” (HR. Abu Ya’la)

Oleh karena itu dalam hadits sahih Nabi SAW mengajarkan kepedulian sosial:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِي اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ،.... رواها مسلم

Artinya “Dari Abu Hurairarah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin dari berbagai kesulitan di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan dari berbagai kesulitan pada hari Kiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan (dalam hutangnya), niscaya Allah akan meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat.” (HR. Muslim)

Keenam, mengajarkan kedamaian (salâm). Nabi SAW mengajarkan kedamaian, bukan kekerasan, tindakan anarkis, dan kemurkaan, apalagi terorisme, yang justru mencederai citra Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Dalam hadits riwayat al-Bukhari dan Ahmad dari Abu Hurairah disebutkan Sabda Nabi SAW.

اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ... (رواه البخاري)

Dalam riwayat lain disebutkan bahwa:


اَلْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ النَّاسُ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ (رواه أحمد)

Maksudnya adalah bahwa orang Islam sejati itu adalah orang yang tangannya (perbuatannya) dan lidahnya (ucapannya) tidak mengganggu dan tidak menyakitkan orang lain. Dengan kata lain, orang Islam sejati itu adalah bila sikap, perbuatan dan ucapannya mengandung kedamaian dan kesejukan bagi sesama manusia.

Demikian ini karena kita sadari bahwa Islam mengajarkan ajaran kasih sayang, dan kedamaian, bukan kekerasan, anarkisme dan kemurkaan, yang justru mencederai citra Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.***

Update berita dan artikel menarik lainnya di Google News

Halaman:

Editor: Fachrulrazi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x