Popularitas Film 'Exhuma' Hingga ke Korea Utara, Banyak Warga Rela Melanggar Hukum

- 2 Juni 2024, 17:40 WIB
Poster film horror asal Korea Selatan “Exhuma”. (ANTARA/ Tix.id)
Poster film horror asal Korea Selatan “Exhuma”. (ANTARA/ Tix.id) /

JURNALACEH.COM - Film "Exhuma" yang dibuat oleh sineas Korea Selatan telah menarik perhatian yang luar biasa, tidak hanya di Korea Selatan tetapi juga di Korea Utara. Menurut laporan dari outlet media DailyNK, film yang dibintangi oleh Kim Go Eun ini menyebar dengan cepat melalui mulut ke mulut di kalangan warga sipil Korea Utara, khususnya di Provinsi Hamgyong Utara.

Provinsi ini terletak di ujung paling utara Korea Utara dan berbatasan langsung dengan China, memungkinkan akses yang lebih mudah ke produk budaya lintas batas.

Popularitas "Exhuma" di Korea Utara, terutama di Provinsi Hamgyong Utara, menunjukkan betapa kuatnya pengaruh budaya Korea Selatan di wilayah tersebut. Banyak warga yang memiliki ponsel seluler China menggunakan perangkat mereka untuk menyebarkan film ini.

Baca Juga: Tonton Sekarang! Film Komedi “Agak Laen” Mulai Tayang di Netflix Hari Ini

Provinsi Hamgyong Utara sering menjadi penyalur produk budaya dari China ke wilayah-wilayah yang lebih dalam di Korea Utara, sehingga film ini dengan cepat menjadi pembicaraan masyarakat setempat.

Permintaan terhadap film "Exhuma" di Korea Utara terus meningkat, terutama di kalangan remaja yang menunjukkan ketertarikan besar pada cerita yang ditawarkan film ini. Film ini telah menarik lebih dari 11 juta penonton di bioskop Korea Selatan, dan daya tariknya tampaknya tidak berkurang di Korea Utara.

Alasan di balik popularitas "Exhuma" di Korea Utara mungkin terletak pada resonansi budaya yang mendalam. Menurut seorang informan dari Korea Utara, warga di negara tersebut memiliki kebiasaan meminta nasihat dari peramal tentang cara merawat makam leluhur mereka ketika terjadi kejadian buruk atau penyakit dalam rumah tangga.

Ini didasarkan pada takhayul tradisional bahwa kemalangan akan menimpa sebuah rumah tangga jika para leluhur tidak puas dengan tempat peristirahatan mereka.

Baca Juga: Wow! Ini Dia Sinopsis Film Dune Part 2 yang Diperankan Oleh Timothee Chalamet dan Zendaya

Kisah dalam film "Exhuma" tampaknya sangat menarik bagi warga Korea Utara karena berhubungan erat dengan kepercayaan dan adat istiadat tradisional mereka.

Meskipun pemerintah Korea Utara memberlakukan undang-undang yang melarang warga sipil untuk mempercayai dan mempraktikkan kebiasaan takhayul, banyak warga yang berani mengambil risiko melanggar hukum demi mempertahankan adat istiadat mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa sikap pemerintah yang keras tidak selalu berhasil menghentikan kebiasaan tradisional yang telah tertanam sejak zaman pra-modern.

Di bawah undang-undang Korea Utara, mempercayai dan mempraktikkan kebiasaan takhayul adalah ilegal. Namun, banyak warga yang mengambil risiko untuk melanggar hukum demi mendapatkan nasihat dari peramal.

Menurut informan DailyNK, meskipun pemerintah berusaha menanamkan rasa takut melalui tindakan keras terhadap aktivitas ilegal, kecintaan masyarakat terhadap film Korea Selatan tetap tidak dapat dihentikan.

Baca Juga: Ini Dia, Deretan Pemenang Indonesian Trending Awards 2023 dan Kemenangan Gemilang Film Petualangan Sherina 2

"Orang-orang muda mendatangi saya setiap hari, meminta film ini kepada saya. Jika saya memiliki file tersebut, saya akan menghasilkan banyak uang sekarang," kata informan tersebut.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun ada ancaman hukuman, minat masyarakat terhadap budaya Korea Selatan, termasuk film, sangat besar dan terus berkembang.

Fenomena ini menggarisbawahi dua hal penting. Pertama, pengaruh budaya Korea Selatan yang kuat dan meluas, bahkan di negara yang memiliki kontrol ketat seperti Korea Utara. Kedua, ketidakmampuan pemerintah Korea Utara untuk sepenuhnya menekan kebiasaan tradisional dan minat masyarakat terhadap produk budaya luar negeri.

Popularitas "Exhuma" di Korea Utara bukan hanya mencerminkan kekuatan cerita dan daya tarik visual film tersebut, tetapi juga menunjukkan adanya celah dalam kontrol budaya pemerintah Korea Utara. Meski menghadapi risiko hukum yang serius, warga Korea Utara tetap berusaha mendapatkan dan menikmati film ini, yang menunjukkan bahwa kekuatan budaya tidak mudah dibatasi oleh batasan politik dan hukum.

Dengan meningkatnya permintaan dan penyebaran "Exhuma" di Korea Utara, ada harapan bahwa lebih banyak produk budaya Korea Selatan akan dapat menjangkau masyarakat Korea Utara, membuka peluang untuk pertukaran budaya yang lebih luas di masa depan.

Fenomena ini juga menjadi pengingat bahwa budaya dan hiburan memiliki kekuatan untuk menyatukan orang-orang di seluruh dunia, meskipun mereka terpisah oleh batasan politik dan ideologi.***

Editor: Fauzi Jurnal Aceh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah