JURNALACEH.COM - Usia Chairil Anwar penyair kelahiran 1922 di Medan memang tidak lama, namun melalui karya-karyanya seakan-akan pria dengan julukan 'Si Binatang Jalang' yang wafat pada 1949 masih berada sampai sekarang.
Tepatnya Pukul 14.30 WIB, pada 28 April 1949, di usia mudanya Chairil Anwar menghembuskan nafas terakhir akibat mengidap sejumlah penyakit. Untuk mengenang karya-karyanya, di hari kematiannya diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.
Selain itu, pada Juni 2007 ia masih dianugerahi penghargaan Dewan Kesenian Bogor (DKB) Award 2007 untuk kategori seniman sastra yang diterima oleh puterinya, Evawani Elissa Chairil Anwar.
Kebanyakan dari karya-karyanya tidak dipublikasikan hingga kematiannya. Puisi terakhirnya berjudul Cemara Menderai Sampai Jauh, sedangkan puisinya yang paling terkenal berjudul Aku dan Krawang-Bekasi.
Semua tulisannya baik yang asli, modifikasi, atau yang diduga dijiplak, dikompilasi dalam tiga buah buku yang diterbitkan oleh Pustaka Rakyat: Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949), dan Tiga Menguak Takdir (1950).
Dikutip dari bebagai sumber beberapa bentuk puisi yang bisa digunakan untuk perlombaan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Republik Indonesia ke 77.
Baca Juga: Berani Memulai, Salah Satu Cara Meraih Kesuksesan
1. Aku oleh Chairil Anwar