Bisnis Tupperware Terpuruk, Apakah Ada Harapan untuk Bangkit Lagi?

13 April 2023, 07:20 WIB
Tupperware, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1946 terancam mengalami kebangkrutan ///Website resmi Tupperware

 

JURNALACEH.COM - Tupperware, salah satu merek produk wadah favorit ibu-ibu muda di Indonesia, yang berasal dari Amerika Serikat, tengah mengalami guncangan bisnis yang buruk.

Daya produksi rendah karena keuntungan yang tidak sesuai dengan target perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan sedang terjepit.

Pangsa pasar untuk produk wadah inovatif ini sudah mencakup lebih dari 100 negara, termasuk Indonesia sebagai konsumen terbesar yang ingin membeli produk Tupperware.

Baca Juga: Produk Kecintaan Bunda Tupperware Terancam Bangkrut, Ini Alasannya

Alasan ibu-ibu menyukai Tupperware selain awet, kedap udara, dan ramah lingkungan. Sangat mengagumkan dengan produk ini, bukan?

Manajemen perusahaan mengatakan bahwa kemungkinan paling besar adalah isu PHK. Apa alasannya? Karena bisnis adalah mencari keuntungan sebanyak-banyaknya. Perusahaan produsen Tupperware tidak mampu mengimbangi besarnya pengeluaran dengan pendapatan yang diterima.

Oleh karena itu, perusahaan merasa ragu untuk menjual produk inovatif ini karena kurang laku. Tupperware berada dalam posisi genting secara keuangan. Perusahaan tengah berjuang untuk meningkatkan penjualan.

Baca Juga: Kamu Harus Tahu ! Ini Dampak Positif dan Negatif dari Miliki Bisnis di Depan Rumah

Namun, hal ini tidak mudah karena biaya operasional produksi sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya, JurnaAceh telah merangkum sebagai berikut:

Biaya produksi meningkat

Seiring perkembangan zaman, kebutuhan material produksi akan mempengaruhi laporan keuangan perusahaan.

Jika jumlah produksi ditingkatkan, maka pendapatan sebaiknya hampir sama dengan biaya pengeluaran produksi. Namun, masalahnya adalah daya beli konsumen untuk memakai wadah inovatif Tupperware tidak berjalan lancar.

Banyak konsumen yang lebih memilih wadah berkualitas tetapi murah dan mudah didapat.

Baca Juga: Sri Lanka Bangkrut Sri Mulyani Nggak Takut, Simak Penjelasannya

Saham selama dua tahun terakhir mengalami kemunduran tajam

Proyeksi ketahanan bisnis produk Tupperware diragukan, sekali lagi masalah keuangan tipis tidak mampu menjangkau dan menggerakan investor lain untuk percaya.

Akhirnya, perusahaan harus gigit jari melihat konsep bisnis yang telah diterapkan ke seluruh konsumen. Perusahaan dinilai kurang baik dalam mengambil keputusan di pasar.

Karena kasus internal keuangan perusahaan, perusahaan harus memangkas biaya tak diperlukan hingga aman. Perjalanan produksi Tupperware membawa kisah sedih bagi para ibu-ibu penggemar setia Tupperware.

Baca Juga: BSI Regional 1 Aceh Siapkan Rp 1,2 Triliun untuk Jamin Kebutuhan Keuangan Masyarakat Aceh saat Lebaran

Nah, ini dia masalah umum dari semua perusahaan bisnis yang kurang tepat membaca target konsumen sehingga menyebabkan daya jual menurun dalam peredaran. ***

Editor: Ade Alkausar

Tags

Terkini

Terpopuler