JURNALACEH.COM – Novel Bumi Manusia merupakan salah satu karya paling populer yang dibuat oleh seorang penulis terkenal bernama Pramoedya Ananta Toer atau yang sering dipanggil Pram. Novel ini terbit pada tahun 1980 oleh Hasta Mitra dan langsung menjadi best seller pada akhir tahun 1980 tersebut.
Novel ini mengisahkan seorang laki-laki bernama Minke keturunan priyai yang mendapatkan kesempatan untuk melanjut sekolah menengah atas (HBS) dengan spesifikasi pengantar bahasa Belanda. Film ini mengisahkan cerita romantis pada masa pemerintahan kolonial Belanda.
Minke mendapatkan kesempatan tersebut karena ia berasal dari keturunan priyai, yakni golongan dengan kasta terhormat dan terpandang dalam masyarakat Jawa saat itu.
Baca Juga: Tanggapan Keuchik Kuta Trieng Terkait Amblasnya Jembatan Krueng Baru
pada zaman pemerintahan Belanda, mereka melibatkan kehadiran para golongan priyai untuk mengukuhkan kekuasaannya dan menghindari terjadinya pemberontakan atas kepemimpinannya.
Singkatnya, novel ini mengisahkan perjalanan cinta yang romantis antara Minke dengan Annelies yang menghadapi banyak rintangan karena perbedaan kasta dan rasialis. Namun, Minke tidak patah semangan dan menyerah dalam memperjuangkan kisah cintanya untuk menikahi Annelies.
Perjuangan cinta Minke dan Annalies ini sangat panjang, hubungan keduanya sempat mengalami penolakan dari berbagai pihak. Terutama ayah Minke yang baru saja diangkat menjadi Bupati sangat melarang adanya hubungan percintaan antara Minke dan Annalies.
Baca Juga: Ini 5 Kota Paling Kaya di Kalimantan Barat, Pendapatannya Bikin Takjub
Puncak polemik dari cerita ini adalah ketika hubungan Minke dan Annalies ditentang keras dan bertolak belakang dengan hukum bangsa Kolonial yang tidak memperbolehkan adanya hubungan atau pernikahan antara pribumi dengan keturuan Kolonial.
Cerita film Bumi Manusia ini mencuri perhatian banyak netizen karena mengisahkan perjalan cinta antara dua manusia yang saling mencintai tapi terhalang restu.
Selain itu juga mengisahkan tentang bagaimana kehidupan masyarakat Indonesia tempo dulu saat kepemimpinan kolonial Belanda, cerita ini mengisahkan bagaimana kondisi ketimpangan sosial yang terjadi, rasisme hingga praktik feodalisme.
Berlatar Surabaya, latar film ini menghadirkan suasana dan kondisi zaman kependudukan Hindia – Belanda pada tahun 1898.
Film ini dibintangi oleh Minke yang diperankan oleh aktor papan atas Iqbal Ramadhan, Annalies yang diperankan oleh Mawar Eva de Jongh, dan Nyai Ontosoroh yang diperankan oleh Sha Ine Febriyanti, serta tuan Herman Mellema yang diperankan oleh Peter Sterk.
Film ini berhasil jadi film paling populer dan terlaris di Indonesia karena alur ceritanya yang bikin penasaran dan cocok untuk anak muda.***
Update berita dan artikel menarik lainnya di Google News