Bagaimana Cara Efektif untuk Menyaring Budaya Asing Positif dan Negatif

11 November 2023, 14:28 WIB
Sumber : Foto couple standing di lempuyang luhur/ freepik.com/tawatchai07 /

JURNALACEH.COM– Budaya, Kebudayaan atau Kebiasaan masyarakat yang sudah dilakukan secara turun temurun dalam rentang waktu yang sangat lama, kiranya akan sangat sulit tergerogoti oleh kebiasaan baru yang masuk melalui zaman yang cenderung mengarah kepada modernisasi ini.

Akan tetapi, hal tersebut dinilai tidak akan berlaku pada masa yang akan dating tentunya dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, modernisasi yang semakin dominan tentunya akan menjadikan adat serta kebudayaan yang sudah lama diwariskan oleh para pendahulu serasa ketinggalan zaman.

Padahal jika kita mau untuk menarik sejarah secara sistematis dan komprehensif, maka kita akan menemukan berjuta makna yang terkandung baik tersirat maupun langsung dalam makna kebudayaan tersebut. Hal ini sebenarnya sangat mengkhawatirkan sebab jika individua tau masyarakat saat ini sudah terkontaminasi dengan kebudayaan asing maka kebudayaan kita sendiri sebagai anak bangsa akan senantiasa hilang.

Baca Juga: Sejarah Singkat Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) Sebagai Pagelaran Budaya Terheboh di Aceh

Hal tersebut sebenarnya sudah pernah diperingatkan atau disampaikan oleh para Pendahulunya (nenek moyang) Orang Aceh atau lebih tepatnya adalah perkataan Sultan Iskandar Muda yang mana ungkapat tersebut dikenal sebagai Hadih Maja (sastra berupa nasehat) yang bunyinya:

“Mate aneuk meupat jirat, gagoh adat pat tamita,” (Mati anak kuburannya ada, hilang adat kemana hendak dicari). Ungkapan ini diutarakan oleh Sultan Iskandar Muda setelah memancung anak kandungnya, dimana dirinya ketika itu merupakan pucuk pimpinan tertinggi Aceh ketika itu.

Ini menegaskan bahwa mempertahankan adat, kebudayaan dan kebiasaan yang baik merupakan hal yang harus tetap ditegakkan, jangan sampai disusupi oleh hal-hal lain. Adapun berikut JurnalAceh.com merangkum dari berbagai sumber bagaimana cara yang efektif untuk menyaring kebudayaan asing, mana positif dan negatif yang masuk ke Indonesia.

Baca Juga: Viral, Ini 5 Tempat Wisata Jogja Terbaru 2023 yang Lagi Hits, Temukan Keindahan Tersembunyi di Kota Budaya

1. Berpikir Kritis

Berpikir kritis menjadi tameng utama bagi setiap masyarakat yang tidak ingin disusupi oleh kebudayaan asing yang notabennya berbau negatif. Hal ini tentunya akan dapat dilakukan ketika masyarakat tersebut sudah mempunyai wawasan yang luas sehingga mampu mengcounter hal negatif yang akan merasukinya.

Dengan menumbuhkan kesadaran bahwa cinta tanah air menjadi pondasi yang paling mengakar dan sebagai tiang penyangga paling kokoh. Selain itu dengan tidak mudah menyebarkan berbagai ujaran kebencian melalui media sosial sehingga terdapat budaya yang saling menghargai. Dan ini akan menumbuhkan rasa peduli sesame yang menyebabkan budaya kita sendiri tidak tergerus oleh peliknya perkembangan zaman.

2. Implementasi Norma

Menerapkan norma dalam kehidupan sehari-hari menjadi tameng utama dalam upaya menyaring budaya asing yang masuk ke Nusantara. Dalam konteks kekinian, kita dapat melihat bagaimana orang luar negeri dapat memakai baju dengan nuansa kian terbuka yang mana hal demikian sangat berbanding terbalik dengan budaya kita di Indonesia.

Baca Juga: PKA 8 Resmi Dibuka Malam Ini, Hadirkan Berbagai Wisata Budaya dan Kuliner Aceh

Di Indonesia sendiri, gaya berpakaian memang sudah diatur melalui norma sosial dimana harus bernuansa sopan baik laki-laki maupun perempuan. Adapun budaya yang lain tentang sosial yang dapat dikatakan kurang baik dari luar negeri salah satu contohnya bertingkah laku tidak peka dengan lingkungan, berciuman dengan lawan jenis dimuka umum dan lain sebagainya.

Maka dari itu, dengan kita menerapkan norma yang berlaku di negara kita Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, maka kita akan secara langsung sedang berupaya menjalankan aktifitas yang baik dalam hal ini menyaring budaya asing yang negatif masuk ke Indonesia.

3. Implementasi Cara Pandang Pancasila

Pancasila sebagi warisan para Founding Fathers kita terdahulu yang juga merupakan pedoman hidup masyarakat Indonesia dalam konteks kenegaraan, menjadi sebuah landasan paling fundamental serta ruh Bangsa Indonesia sejak Indonesia merdeka pertama kali.

Baca Juga: Simak, Ini 5 Arti Mimpi Tidak Pakai Baju Menurut Tafsir Psikologis dan Budaya

Selain itu, Pancasila juga dapat dikatakan sebagai bentuk kearifan lokal Nusantara dimana menjadi pemersatu keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia baik suku, Bahasa, agama dan sebagainya tanpa terkecuali. Kesetiaan kepada Pancasila dimaksudkan kepada penerapan nilai atas butir sila dalam kehidupan sehari-hari.

4. Implementasi Sikap Gotong Royong

Gotong Royong merupakan istilah Indonesia dalam hal kegiatan yang mengedepankan kerja sama dalam skala lingkungan kekeluargaan untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang sedang dihadapi. Hal ini dinilai dapat menjadi salah satu penyaring masuknya budaya asing yang masuk ke Indonesia.

Seorang masyarakat atau warga negara yang mengimplementasikan hal tersebut tentunya tidak akan langsung melakukan hal-hal yang bersifat main hakim sendiri. Gotong royong juga menjadi salah satu bukti dari persatuan dan kesatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Terdekat di Banda Aceh yang Recommended untuk Dikunjungi, Ada Nilai Budaya dan Sejarahnya Lho

5. Mengedepankan Nilai Luhur Nusantara

Indonesia yang dikenal dengan keanekaragaman budaya yang mana adalah suku bangsa tentunya mempunyai banyak warisan budaya leluhur masing-masing. Mungkin dalam konteks kekinian tidak semua orang paham dan kenal dengan budaya leluhurnya sendiri akan tetapi ketika budaya dimaksud di klaim oleh pihak lain maka akan secara spontan kita akan marah.

Menjaga nilai budaya sebagai warisan dapat diwujudkan dengan mengenali dan mengembangkan budaya tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Salah satu contohnya, Suku Aceh yang mempunyai bahasa dan budaya yang dapat dikatakan menjadi karakteristik orang Aceh pada masa yang telah lalu. Memakai Bahasa Aceh dalam kehidupan sehari-hari maka secara langsung masyarakat Aceh sedang menjaga warisan budaya leluhurnya. Dan secara bersamaan sedang menjadi tameng masuknya budaya asing yang negatif ke Indonesia khususnya Aceh.

Baca Juga: PKA ke-8 Gagal Komunikasi dengan Pusat, Nasrul Zaman: Aceh Sudah Tidak Terlalu Penting!

6. Meningkatkan Iman dan Taqwa dalam Beragama

Agama dalam konteks Indosia merupakan fondasi utama dalam menjalani kehidupan bernegara tanpa terkecuali. Agama menjadi salah satu hal yang paling efektif dalam menangkal budaya asing yang negatif untuk masuk ke Indonesia.

Setiap Agama yang eksis di Indonesia pastinya mengajarkan kebaikan maka ketika umat atau masyarakat Indoenesia mengalami dampak negatif modernisasi-globalisasi, agama berdiri paling depan untuk membimbing masyarakat kembali ke jalan yang benar sesuai dengan ajaran agama masing-masing.

Ada banyak faktor yang dapat menguras atau mengikis rasa nasionalisme kita sebagai bangsa diantaranya ketika kita melihat berbagai belahan dunia lain melalui media sosial, maka kita senantiasa menginginkannya dan sekilas lupa dengan bangs akita sendiri. Kemudian bagaimana solusinya? Berikut cara menjaga rasa nasionalisme tetap di dalam diri kita sebagai bangsa Indonesia.

Baca Juga: Viral, Ini 5 Tempat Wisata Jogja Terbaru 2023 yang Lagi Hits, Temukan Keindahan Tersembunyi di Kota Budaya

1. Senantiasa mempelajari dan mengingat sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang penuh semangat serta dedikasi tinggi.

2. Senantiasa bersikap cinta akan tanah air bahkan saat menjalani kehidupan sehari-hari.

3. Senantiasa selalu menambah wawasan dan pengetahuan tentang perjalanan dan kehidupan bangsa Indonesia.

4. Senantiasa mengutamakan persatuan dan kesatuan ketika dihadapkan kepada permasalahan.

5. Senantiasa mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: Top, 7 Tempat Wisata Ramah Anak di Magelang Terpopuler 2023, Ada Edukasi Budaya dan Sejarahnya juga Lho

Demikian beberapa cara untuk menghindari atau menyaring berbagai budaya asing negatif yang hendak masuk ke Indonesia. Maka selalu mengedepankan rasa syukur dan cinta tanah air dan selalu berusaha menjaga keutuhan dan kesatuan bangsa.***

Editor: Farhan Nurhadi

Tags

Terkini

Terpopuler