Viral! Di Lampung Ada Rumah Berusia 300 Tahun yang Tahan Gempa Dijadikan Warisan Budaya

- 28 Januari 2023, 16:07 WIB
Rumah atau Lamban Pesagi yang berusia 300 tahun di Lampung Barat
Rumah atau Lamban Pesagi yang berusia 300 tahun di Lampung Barat /Waktulampung.com/waktu lampung online

JURNALACEH.COM- Jagad maya gempar. Ternyata, di Lampung Barat terdapat rumah yang berusia ratusan tahun. Tepatnya lebih kurang 300 tahun atau lebih 3 abad.

Rumah tersebut letaknya di Pekon Kenali Kecamatan Belalau, Kabupaten Lampung Barat.

Dikutip dari Waktu Lampung.Com, sampai saat ini, rumah yang berusia ratusan tahun lalu di Lampung Barat tersebut, masih terjaga keasliannya. Namanya adalah rumah tradisional Lamban Pesagi. Lamban yang berarti rumah.

Baca Juga: Tempat Wisata di Tangerang Terbaru yang Seru dan Paling Hits

Akibatnya, lokasi tersebut saat ini ditetapkan sebagai perkampungan adat atau perkampungan tradisional.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diadikbud) Riyadi Andryanto, mendamping Kadisdikbud, Bulki, dalam keteranganya, Rabu, 25 Januari 2023, saat ini Lamban Pesagi di Lampung Barat itu menjadi bagian salah satu warisan budaya tak benda (WBTB) nasional.

Saat ini, usia Lamban Pesagi di Lampung Barat tersebut diperkirakan menginjak usia sekitar 370 tahun dan sekarang ini adalah turunan ke tujuh. Atau bisa diperkirakan hampir empat abad.

Baca Juga: 3 Tempat Wisata Unik dan Populer di Surabaya, Yuk Intip Keseruannya

Saat ini Lamban Pesagi menjadi cagar budaya, dan diambilalih oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten.

Menariknya, keaslian terjaga seperti atapnya yang masih berupa ijuk. Serta tiang penyangga yang terbuat dari kayu lama.

Menurut informasi, Lamban Pesagi berusia ratusan tahun di Lampung Barat itu, dibuat dengan menyesuaikan kondisi alam pada saat itu. Bahkan, sudah mampu beradaptasi dengan alam yang jauh sebelum milenium.

Baca Juga: Yok! Intip 5 Rekomendasi Destinasi Wisata di Pasuruan yang Seru dan Instagramable Banget

Hal itu terbukti, pada saat terjadinya gempa Liwa tahun 1994, bangunan Lamban Pesagi itu masih tetap berdiri tegak dengan kokoh tanpa masalah.

"Rumah tradisional Lamban Pesagi ini,
dibangun dengan perhitungan yang matang dalam menyikapi lingkungan. Lamban Pesagi dibangun berdasarkan kearifan setempat, yang mana menyesuaikan kondisi geografis," kata Kabid Riyadi.

Lanjutnya, Lamban Pesagi berbentuk panggung yang terdiri atas sejumlah unsur, seperti tiang, hutong (Alas tiang terbuat dari batu) dan atung serta unsur lainnya.

Baca Juga: Ter Hits! Ini Dia 4 Destinasi Wisata Viral Jogja yang Cocok Dikunjungi Saat Weekend

"Rumah panggung ini terdiri dari banyak unsur, antara lain Tiang duduk. Tiang duduk merupakan tiang penyangga rumah dengan ketinggian antara satu meter sampai dengan satu setengah meter," ujarnya.

Tiang ini selalu berjumlah ganjil (apabila dibagi dua selalu menyisakan satu) yang bermakna filosofi, kita harus selalu ingat kepada yang satu, yakni Yang Maha Kuasa.

Kemudian, tiang duduk disangga oleh tiga batu gepeng, yang mana berfungsi sebagai penahan, apabila terjadi gempa bumi, maka rumah tak terdampak atau terpengaruh guncangan gempa.

Baca Juga: Yuk! Nikmati Pesona Keindahan Wisata Curug Bidadari Bogor

"Tiga buah batu dengan ukuran 30cm x 20cm, kemudian di atasnya ada empat (tiang penyangga) kayu dengan tinggi 45Cm dan lingkaran 130Cm, tinggi 90Cm, lebar bawah 23Cm, lebara tas 30Cm," tuturnya.

Selanjutnya, kolong rumah. Bah lamban itu saat ini dipergunakan untuk menyimpan kayu, batu bata.

"Kalau dahulu kolong ini dikosongkan, kan tujuannya untuk menghindari dari serangan binatang buas. Namun saat ini banyak kolong rumah yang dijadikan sebagai ruangan, kamar, bahkan untuk toko tempat berjualan," katanya.

Selanjutnya, Atung. Atung merupakan kayu panjang ke samping yang disangga oleh tiang duduk. Yang mana kayu penyangga lantai rumah dengan panjang dua meter 65Cm, lingkaran kayunya 45Cm dan berjumlah empat kayu.

Terus, Uwongan. Uwongan itu sama dengan atung, namun kayu ini yang posisinya ke depan dan ke belakang.

"Kayu penyangga yang rapat dengan lantai rumah, dengan panjang 9 meter 4Cm, dengan lingkaran kayu 87Cm, terdapat lima kayu. Kayu atau balok penyangga dinding samping dengan lebar 24Cm dan 17Cm, panjang 11 meter 20Cm, ada dua kayu," tuturnya.

Unsur lainnya, yakni Kakagh yang merupakan bambu bulat sebagai penyangga lantai rumah di bagian belakang. Kemudian Bujokh yang terbuat dari kayu yang membujur ke samping sebagai pembatas ruangan di dalam rumah.

"Terdapat tiga kayu pembatas lantai rumah, di bagian paling depan disekat untuk 2 kamar, yakni kamar di bagian kiri depan (kebik) dan kamar di bagian kanan depan (tebelah). Nah, untuk kamar di sebelah kiri adalah diperuntukkan bagi anak laki-laki tertua, dan kamar sebelah kanan untuk orang tua," tutupnya.***

Editor: Fachrulrazi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x