JURNALACEH.COM- Emas berjangka jatuh kembali pada akhir perdagangan Kamis 'Jumat pagi', membukukan kerugian sesi kesembilan berturut-turut, penurunan harian terpanjang sejak 2017, karena imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak dan dolar yang kuat.
Kontrak emas bulan Desember yang paling aktif diperdagangkan di bursa Comex Bursa Efek New York turun $13,10, atau 0,68 persen, ditutup pada $1.915,20 per ons, setelah menyentuh tertinggi harian $1.933,50 dan terendah $1.914,0,20 per ons.
Emas berjangka turun $6,90, atau 0,36 persen, menjadi $1.928,30 pada hari Rabu, 16 Agustus 2023, setelah turun $8,80, atau 0,45 persen, menjadi 1.935 ,20 USD pada hari Selasa 15 Agustus 2023 dan turun $2,60, atau 0,13 persen, menjadi $1.944,00 pada Senin 14 Agustus 2023.
Baca Juga: Harga Emas Jatuh di Level Terendah Setelah Data Ekonomi AS Lebih Baik dari Perkiraan
"Ada garis lurus antara kerugian emas baru-baru ini dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah jangka panjang," Michael Armbruster, mitra pengelola di Altavest, mengatakan kepada MarketWatch, menambahkan bahwa penguatan dolar juga menjadi batu sandungan. Seperti dilansir Antaranews.com
Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10 tahun muncul di atas 4,3 persen, level tertinggi sejak krisis keuangan global 2008.
Sementara itu, Indeks Dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata utama rival utamanya, turun tipis menjadi 103,39 pada perdagangan Kamis 17 Agustus 2023, tetapi naik 0,5 persen minggu ini.