Network
JURNALACEH.COM - Pada saat kita berbicara tentang Sumpah Pemuda, seringkali nama-nama besar seperti Soekarno, Hatta, dan sejumlah tokoh utama lainnya yang terpahat kuat dalam ingatan kita.
Namun, dalam perjalanan bersejarah bangsa, ada juga tokoh lain yang terkadang terlupakan atau kurang mendapat perhatian yang seharusnya. Salah satu tokoh yang sering terlupakan dalam konteks Sumpah Pemuda adalah Amir Sjarifoeddin.
Meskipun mungkin kurang dikenal oleh banyak orang, peran dan jasa-jasanya dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia sangatlah signifikan. Artikel ini akan mengulas sepintas tentang sejarah dan peran Amir Sjarifoeddin, seorang pahlawan yang kadang terlupakan dalam narasi sejarah Sumpah Pemuda.
Profil Amir Sjarifoeddin
Amir Sjarifoeddin adalah seorang tokoh penting dalam sejarah Indonesia yang lahir pada tanggal 27 Februari 1907, di Palembang, Sumatera Selatan, dan meninggal pada 19 Desember 1948.
Amir merupakan Bendahara Kongres Pemuda ke2 di Batavia. Dia juga seorang mahasiswa Rechtshoogeschool te Batavia (Sekolah Tinggi Hukum Batavia). Dia jugaaktivis Jong Sumatranen Bond (JSB), Jong Batak atau Jong Bataks Bond, dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI).
Amir terlahir sebagai Muslim kemudian berpindah agama menjadi penganut agama Kristen sekitar 1935. Amir Sjarifuddin dikenal sebagai salah satu pemimpin Gerakan Tiga Daerah, yang mencakup Yogyakarta, Surakarta, dan Madiun, yang memainkan peran kunci dalam perlawanan terhadap Belanda selama Agresi Militer Belanda I pada tahun 1947-1948.
Selain itu, Amir Sjarifoeddin adalah seorang tokoh yang berpandangan kiri dan memiliki afiliasi dengan Gerakan Sosialis Internasional. Ia memegang peran penting sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan dalam pemerintahan yang terbentuk pada tahun 1947.
