JURNALACEH.COM - Tambang Mbah Suro, yang dulunya bernama Lubang Tambang Ombilin, memiliki sejarah kelam yang berkaitan erat dengan masa penjajahan Belanda.
Dibuka pada tahun 1868, tambang ini menjadi salah satu sumber batubara utama bagi Hindia Belanda.
Para pekerja tambang, yang sebagian besar adalah tahanan politik dan kriminal, dipaksa bekerja keras dalam kondisi yang sangat tidak manusiawi.
Mereka diikat dengan rantai dan dipaksa bekerja tanpa henti, dengan jam kerja panjang dan minim makanan. Banyak pekerja yang meninggal karena kelaparan, penyakit, dan kecelakaan kerja.
Kisah pilu para "orang rantai" ini menjadi bagian sejarah kelam Tambang Mbah Suro. Salah satu kisah yang terkenal adalah tentang Mbah Suro, seorang mandor yang konon memiliki kesaktian dan sering membantu para pekerja.
Mbah Suro menjadi simbol perlawanan terhadap penindasan dan perjuangan para pekerja tambang.
Menjelajahi lorong-lorong bawah tanah
Saat ini, Tambang Mbah Suro telah menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik di Sumatera Barat. Pengunjung dapat merasakan sensasi menyusuri lorong-lorong bawah tanah yang dulunya menjadi tempat para pekerja tambang beraktivitas.
Dilengkapi dengan helm dan senter, pengunjung akan diajak menyusuri rel kereta yang dulunya digunakan untuk mengangkut batubara. Di sepanjang lorong, pengunjung dapat melihat berbagai bekas peninggalan tambang, seperti alat-alat tambang, gerobak, dan sisa-sisa batubara.