Jamaah Haji Aceh Meninggal Capai Sembilan Orang, Berikut Rinciannya

- 24 Juni 2024, 21:41 WIB
Ilustrasi haji/antara news.com
Ilustrasi haji/antara news.com /

JURNALACEH.COM- Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Indonesia (PPIH) Embarkasi Aceh mengonfirmasi bahwa jumlah jamaah haji asal Aceh yang meninggal dunia di Tanah Suci telah mencapai sembilan orang hingga saat ini. Salah satu yang meninggal adalah petugas pembimbing ibadah dari kloter 07-BTJ.

Ketua PPIH Embarkasi Aceh, Azhari, mengungkapkan bahwa pihaknya terus mengimbau jamaah Aceh, terutama mereka yang lanjut usia, untuk menjaga kesehatan mereka sambil menunggu jadwal kepulangan ke Tanah Air. "Secara total, saat ini ada sembilan orang jamaah haji Aceh yang meninggal dunia, delapan di antaranya adalah jamaah dan satu orang adalah petugas," ujarnya.

Azhari juga memberikan keterangan terbaru bahwa salah seorang jamaah dari kloter BTJ-04, bernama Azhar bin Umar Pekan (57 tahun) dari Kabupaten Pidie, meninggal dunia pada Ahad (23/6) pukul 09.30 waktu Arab Saudi di RS An-Noor Mekkah. Menurut sertifikat kematian dari Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Mekkah, Azhar didiagnosa menderita Essential Hypertension, Spinal Infection, dan Shock Septic.

Baca Juga: Pemulangan Jemaah Haji Aceh Mulai 10 Juli dari Madinah: Berikut Jadwalnya

"Tim kesehatan bersama petugas kloter terus memantau dan mencatat setiap kondisi kesehatan jamaah, terutama saat mereka dirawat, setelah kembali dari Mina," tambahnya. Azhari juga menekankan pentingnya istirahat yang cukup bagi jamaah setelah menjalani berbagai aktivitas ibadah di tengah kondisi cuaca yang mencapai 45 derajat Celsius di Arab Saudi.

Lebih lanjut, Azhari menyampaikan bahwa jamaah haji Aceh saat ini sedang melaksanakan ibadah sunah sambil menunggu perjalanan ke Madinah. "Kami terus mengimbau agar jamaah menjaga kesehatan mereka, mengingat perjalanan mereka berlanjut ke Madinah untuk berziarah dan melakukan arbain di Masjid Nabawi," katanya.

Hingga saat ini, nama-nama jamaah haji Aceh yang telah meninggal dunia di Arab Saudi telah diumumkan, antara lain Ruhamah (84 tahun) dari Kota Sabang, Muhdin Ibrahim (62 tahun) dari Bireuen, Muhammad Umar Ardik (78 tahun) dari Aceh Tengah, dan Manshur Ahmad yang merupakan petugas kloter 07-BTJ. Selain itu, terdapat pula Marhani binti Muhammad Taib (65 tahun) dari Bireuen, Halimah (67 tahun) dari Pidie, Usman Sulaiman Ibrahim (90 tahun) dari Bireuen, dan Azhar Umar Pekan (57 tahun) dari Pidie.

Baca Juga: 4.710 Jamaah Haji Aceh Telah Tiba di Makkah untuk Jalankan Ibadah Haji

"Kami berdoa semoga mereka diampuni segala dosanya dan diterima segala amal ibadahnya," tutup Azhari.

Dengan kondisi ini, PPIH Embarkasi Aceh tetap berupaya maksimal untuk memastikan kesehatan dan kenyamanan jamaah haji Aceh selama mereka menjalani ibadah di Tanah Suci.

Haji: Perjalanan Spiritual dan Kebanggaan Umat Muslim

Setiap tahun, jutaan umat Muslim dari seluruh penjuru dunia bersiap-siap untuk menjalani salah satu kewajiban agama terbesar mereka: menunaikan ibadah haji di Kota suci Makkah, Arab Saudi. Haji, yang merupakan salah satu dari lima rukun Islam, menarik perhatian dan pengabdian umat Muslim yang datang dari berbagai budaya, bahasa, dan latar belakang sosial.

Baca Juga: PPIH: Jamaah Haji Aceh yang Meninggal di Mekkah Menjadi Lima Orang

Makna dan Kewajiban Haji

Haji merupakan perjalanan spiritual yang diwajibkan oleh agama Islam bagi setiap Muslim yang mampu secara fisik dan finansial untuk melaksanakannya sekali seumur hidup. Ibadah ini dilakukan pada bulan Dzulhijjah, bulan ke-12 dalam kalender Islam, dan mencakup serangkaian ritual yang bermula dari tawaf di sekitar Ka'bah, melakukan sa'i antara Bukit Shafa dan Marwah, hingga melontar jumrah di Mina.

Persiapan yang Matang

Sebelum berangkat ke Makkah, calon jamaah haji harus mempersiapkan diri secara mental, fisik, dan spiritual. Mereka mengikuti berbagai persyaratan yang telah ditetapkan, seperti memperoleh visa haji, mendapatkan izin dari pemerintah negara asal, serta mengikuti prosedur administratif yang ketat. Persiapan fisik termasuk vaksinasi serta memastikan kesehatan yang memadai untuk menghadapi tantangan perjalanan yang melelahkan.

Pengalaman dan Kehidupan di Makkah

Ketika tiba di Makkah, para jamaah haji disambut dengan penuh kegembiraan dan pengharapan. Mereka mengenakan pakaian ihram, pakaian khusus untuk haji yang menunjukkan kesederhanaan dan persatuan umat Islam tanpa memandang status sosial atau kekayaan. Makkah menjadi pusat kehidupan yang intens selama beberapa hari, di mana jutaan orang berkumpul untuk melaksanakan ibadah, berdoa, dan mengharapkan ampunan serta keberkahan dari Allah SWT.

Baca Juga: Puncak Haji: Seluruh Jamaah Melaksanakan Wukuf di Arafah Hari Ini

Signifikansi Universal

Haji bukan hanya sekedar ibadah pribadi, tetapi juga menunjukkan persatuan umat Muslim dalam menjalankan kewajiban agama mereka. Ini merupakan momen dimana perbedaan etnis, bahasa, dan status sosial tidak lagi relevan, dan semua umat Muslim berdiri sebagai saudara seiman dalam kehadiran Allah SWT. Kebersamaan dalam melaksanakan ritual-ritual haji juga mengingatkan umat Muslim akan nilai-nilai seperti kesabaran, keikhlasan, dan pengorbanan.

Dampak dan Kebanggaan

Bagi banyak Muslim, menyelesaikan ibadah haji adalah puncak kehidupan rohani mereka. Pengalaman ini tidak hanya memperdalam iman dan keimanan, tetapi juga memberi pengertian mendalam tentang makna hidup dan keterbatasan diri di hadapan Sang Pencipta. Kembali dari haji, umat Muslim sering membawa kembali semangat baru untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan lebih bermakna dan bertanggung jawab.***

Editor: Farhan Nurhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah