Campur Tangan Manusia Bantu Tingkatkan Jumlah Tukik Yang Menetas

- 26 April 2021, 23:21 WIB
Mahasiswa Universitas Syiah Kuala melepasliarkan tukik di Pantai Lhoknga, Aceh Besar, Senin, 26 April 2021.
Mahasiswa Universitas Syiah Kuala melepasliarkan tukik di Pantai Lhoknga, Aceh Besar, Senin, 26 April 2021. /Jurnal Aceh/Safrizal/

JURNAL ACEH-Ketua program studi biologi di Universitas Syiah Kuala, Dahlan, mengatakan kemungkinan hidup tukik dengan campur tangan manusia lebih besar ketimbang di alam liar. Persentase penetasan tukik bisa mencapai 90 persen.

Kondisi ini sangat berbeda di alam liar. Penetasan secara mandiri, setelah sang induk mengerami di pasir, lebih kecil karena telur dan tukik itu rentan terhadap serangan predator, baik hewan lain ataupun manusia.

"Kemungkinan hidup jauh lebih besar jika ditetaskan dalam pengawasan manusia,” kata Dahlan di sela-sela pelepasliaran tukik di Pantai Pasi Jalang, Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar, Senin, 26 April 2021.

Dahlan mengatakan sore tadi mereka mereka melepasliarkan penyu jenis lekang (Lepidochelys Olivacea). Jumlah tukik yang berhasil ditetaskan mencapai 156 ekor. Semuanya ditetaskan menggunakan teknologi. Semua tukik itu baru berusia 10 hari.

Tukik-tukik ini, kata Dahlan, akan menghabiskan umur di laut. Dia hanya kembali ke pantai ini untuk bertelur. Pantai barat-selatan Aceh, kata dia, dikenal sebagai salah satu tempat bertelurnya tukik dari berbagai jenis.

Dahlan mengatakan masyarakat perlu diedukasi untuk tidak lagi mengonsumsi telur penyu. Ini adalah upaya pelestarian hewan yang sangat penting bagi ekosistem laut. Selama ini, telur penyu terus dikonsumsi karena berbagai mitos kesehatan yang tidak terbukti kebenarannya.

Di tempat yang sama, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh, Darwati A Gani, mengapresiasi kegiatan pelepasan tukik itu Dia mengatakan kegiatan ini merupakan kampanye untuk melestarikan ekosistem lingkungan laut.

"Kita bertanggung jawab untuk melestarikan dan menjaga keberlangsungan hidup penyu," kata Darwati. Dia juga mengajak masyarakat di pesisir Aceh untuk melindungi telur penyu dari perburuan telur penyu untuk diperdagangkan.

Darwati mengatakan pantai-pantai di Aceh menjadi rumah bersalin 6 dari 7 spesies penyu yang ada di dunia. Dia berharap, keseruan melepasliarkan tukik ini diikuti juga oleh mahasiswa dengan ikut berpartisipasi melindungi alam.

Halaman:

Editor: Decky Rissakota


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x