Pertempuran Sengit di Gaza Utara, Hamas Klaim Bunuh Tentara Israel Penjajah

26 Mei 2024, 16:40 WIB
Kendaraan militer Israel terlihat di dekat Perbatasan Israel-Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Israel selatan, 9 Mei 2024. /Foto: Reuters/Amir

JURNALACEH.COM - Pertempuran kembali memunculkan kekerasan di Gaza Utara pada Sabtu, 25 Mei 2024, ketika juru bicara sayap bersenjata Hamas mengumumkan bahwa para pejuang telah berhasil membunuh, melukai, dan menangkap tentara Israel penjajah selama pertempuran di Jabalia. Namun, klaim ini langsung dibantah oleh militer Israel tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.

Menurut juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Ubaida, para pejuang Hamas berhasil menjebak pasukan Israel ke dalam penyergapan di dalam terowongan, dan mundur setelah menimbulkan kerugian yang signifikan bagi pasukan Israel. Namun, militer Israel menegaskan bahwa tidak ada tentara yang diculik dalam insiden tersebut.

Klaim Hamas ini muncul beberapa jam setelah kemungkinan pembicaraan gencatan senjata Gaza kembali muncul pada hari yang sama.

Baca Juga: Spanyol, Norwegia dan Irlandia Resmi Akui Palestina Sebagai Negara, Begini Reaksi Israel

Seorang pejabat yang mengetahui pembicaraan tersebut mengungkapkan bahwa ada rencana untuk melanjutkan pembicaraan minggu depan, dengan mediator dari Mesir dan Qatar, serta melibatkan aktifnya Amerika Serikat.

Konflik Palestina-Israel

Konflik ini memiliki akar sejarah yang panjang, dimulai dari pergolakan politik dan sosial di wilayah Palestina pada awal abad ke-20, yang kemudian semakin rumit dengan berbagai faktor seperti penjajahan oleh Inggris, pembagian wilayah oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1947, dan pendirian negara Israel pada tahun 1948. Pembagian wilayah ini telah menyebabkan konflik teritorial yang berkepanjangan antara kedua belah pihak.

Konflik ini sering kali mengalami siklus kekerasan dan gencatan senjata. Serangan teroris, serangan udara, invasi militer, dan konfrontasi di wilayah perbatasan telah menjadi bagian dari pola kekerasan yang berulang, menyebabkan korban jiwa dan kerugian besar bagi kedua belah pihak.

Baca Juga: MPR Kunjungi Parlemen Spanyol untuk Membahas Upaya Kemerdekaan Palestina

Meskipun terdapat upaya-upaya untuk mencapai perdamaian, seperti perjanjian Oslo pada tahun 1993 dan upaya mediasi internasional lainnya, tetapi upaya-upaya tersebut sering kali gagal untuk mencapai penyelesaian yang berkelanjutan.

Beberapa faktor yang memperumit konflik ini termasuk klaim atas tanah dan sumber daya, status Yerusalem sebagai kota suci bagi tiga agama utama (Yudaisme, Kristen, dan Islam), status pemukiman Israel di wilayah yang dihuni oleh Palestina, serta keinginan kedua belah pihak untuk memiliki negara dan keamanan.

Komunitas internasional, termasuk negara-negara di Timur Tengah, Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan organisasi-organisasi regional lainnya, memiliki peran penting dalam membantu mendorong proses perdamaian dan memfasilitasi dialog antara Palestina dan Israel.

Baca Juga: AS Tawarkan Data Intelijen untuk Israel dalam Konteks Konflik Palestina

Tensi antara Hamas dan Israel telah berlangsung selama bertahun-tahun, dengan siklus kekerasan dan gencatan senjata yang berulang. Namun, solusi jangka panjang untuk konflik tersebut masih menjadi tantangan besar bagi kedua belah pihak.***

Editor: Fauzi Jurnal Aceh

Tags

Terkini

Terpopuler