Siapkan Pesaing Kripto, Bank Sentral G20 Bahas Potensi CBDC, BI Kaji Resikonya

- 12 Juli 2022, 11:31 WIB
Deputi Gubernur BI, Doni P Joewono
Deputi Gubernur BI, Doni P Joewono /Tim Jurnal Aceh 01/

JURNALACEH.COM - Aset kripto menjadi peluang sekaligus tantangan dalam sistem keuangan dunia. Bank sentral G20 putar otak bagaimana meningkatnya transaksi kripto tidak malah mengganggu stabilitas moneter suatu negara.

Salah satunya dengan menyiapkan pesaing kripto, yang diberinama mata uang digital bank sentral atau Central Bank Digital Currency (CBDC).

Mata uang digital atau digital currency jadi topik menarik di seminar hibrid Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2022 hari kedua, di Nusa Dua, Bali, 12 Juli 2022.

Baca Juga: Pelaku Penyiraman Air Keras Berhasil Diringkus Polres Metro Bekasi

Ada sejumlah pembicara diundang dalam diskusi ini. Pada sesi Casual Talk 1, hadir Division Chief dari IMF, Tommaso Mancini-Griffoli secara luring. Lalu ada juga yang nimbrung secara daring, yakni Head of Secretariat dari Committee on Payments and Market Infrastructures (CPMI), Tara Rice, Director General Market Infrastructure and Payments dari European Central Bank, Ulrich Bindsel, dan 4Markus K. Brunnermeier (Professor dari Princenton University). Diskusi ini dimoderatori oleh Direktur Kapronasia dan Emerging Payments Association Ambassador, Zennon Kapron.

Sebelum diskusi, Deputi Gubernur BI, Doni P Joewono memaparkan peluang dan tantangan dari CBDC ini. Kajiannya, pandemi Covid-19 telah berkonstribusi besar pada pesatnya pertumbuhan aset kripto di dunia.

Termasuk Indonesia. Karena mata uang digital ini lebih mudah, transparan dan tanpa batas negara.

Baca Juga: Kronologi Polisi Tembak Polisi Hingga IPW Minta Kadiv Propam Dinonaktifkan

Namun aset kripto bak dua sisi mata uang. Di satu sisi, aset kripto punya potensi untuk mengembangkan inklusi dan efisiensi sistem keuangan. Namun di sisi lain juga berpotensi menimbulkan sumber risiko baru yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi, moneter, dan sistem keuangan.

"Guna mengatasi risiko terhadap stabilitas dari aset kripto tersebut, dibutuhkan kerangka regulasi untuk mengatasinya," kata Doni dalam diskusi yang menjadi side event rangkaian G20 Finance Track: Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG), di Nusa Dua, Bali, Selasa, 12 Juli 2022.

Halaman:

Editor: Ade Alkausar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x