Network
JURNALACEH.COM - Sekretaris Wilayah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh Fadhli Ali kecewa melihat kinerja Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, soal kemelut harga sawit yang semakin anjlok.
Seperti diketahui, Luhut kembali ditunjuk oleh Presiden Jokowi untuk menyelesaikan masalah sawit dan minyak goreng, sejak Mei lalu. Tapi hingga saat ini, belum menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Terutama dalam hal harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit yang terus turun. Terakhir, harga TBS sawit di level petani Aceh Barat Daya hanya di kisaran harga Rp 600 perkilogram.
Baca Juga: Protes Plt Bupati Abdya Belum Bikin Harga Sawit Naik, di Tingkat Petani Rp 600 Perkilogram
Sementara di level pabrik yakni PT Moen Jambee, pabrik kelapa sawit (PKS) di Babahrot, Aceh Barat Daya (Abdya) itu hanya menampung Rp 890 perkilo.
Di satu sisi, Fadhli sepakat dengan rencana Luhut menurunkan tarif pungutan ekspor sawit. Karena kebijakan ini diyakini bisa menggenjot ekspor.
"Bagus jika itu betul bahwa akan segera dilakukan penurunan tarif pungutan ekspor. Besaran tarif pungutan dan lain-lain selama ini sudah mencapai sekitar 48 persen dari harga TBS. Besaran itu angka yang menindas petani," kata Fadhli dalam keterangannya, Sabtu, 9 Juli 2022.
Baca Juga: Ini Simulasi Indonesia Lolos ke Semifinal Piala AFF U-19 2022
Tapi ia kurang simpatik dengan tanggapan Luhut soal sawit yang kerap dilontarkan selama ini. Karena hingga sekarang, belum memberi dampak yang signifikan dalam menaikkan harga TBS sawit.
Soal kata-kata Luhut, saya "memperhatikan Luhut sudah terlalu banyak berkata-kata soal MGS, CPO dan harga TBS. Bagi saya sebaiknya LBP mengurangi berkata-kata. Makin sering beliau berkata-kata makin rendah harga TBS petani," sentilnya.
