Cerita Erick, Mata Presiden FIFA Berkaca-kaca Saat Minta Indonesia Tak Dijatuhi Sanksi Tragedi Kanjuruha

9 Oktober 2022, 12:51 WIB
Erick Thohir bersama Presiden FIFA, Gianni Infantino usai bahas tragedi Kanjuruhan di Doha, Qatar /instagram/@erickthohir/

 

 

JURNALACEH.COM - Prediksi Indonesia bakal disanksi FIFA, meleset. Banyak yang heran, karena tragedi Stadion Kanjuruhan adalah sejarah terburuk sepak bola. Jumlah korban jiwanya terbanyak kedua di dunia.

Tentu sikap FIFA yang urung menjatuhkan sanksi itu tak didapat begitu saja. Ada tangan-tangan yang bekerja, merayu dan melobi federasi sepak bola dunia itu.

Siapa dia?

Erick Thohir. Ya, eks presiden Inter Milan itu mengakuinya. Lobi-lobi yang dilakukan ke FIFA ini, sebutnya bukan kali pertama.

Sebelumnya, tahun 2015 saat sepak bola Indonesia terkena sanksi FIFA juga dicabut lewat lobi-lobi Erick.

Ketika itu, Menteri Pemudan dan Olah Raga (Menpora) nya adalah Imam Nahrawi. Sementara Ketu PSSI nya adalah La Nyala Matalitti.

Saat itu, Erick bukan siapa-siapa di pemerintahan. "Jadi kaget juga ketika Bapak Presiden meminta saya untuk mengurus sanksi itu," ungkap Erick di Jakarta, Sabtu (8/10).

Berkat hubungan baiknya dengan Gianni Ifantino, ia bisa menembus FIFA. Saat itu Gianni masih menjabat sebagai Sekjen UEFA. Belum presiden FIFA seperti saat ini.

Bos Mahaka Grup ini mengaku bisa cepat akrab dengan Gianni karena sama-sama fans Inter Milan. Alias Interisti. Sementara saat itu, Erick adalah presiden Inter Milan.

"Dia orang Italia dan juga seorang Interisti, jadi dengan posisi saya di Internazionale FC, maka kami cepat akrab," ungkapnya.


Di saat tragedi Kanjuruhan meletus, Gianni menjabat sebagai presiden FIFA. Relasi hubungan tersebut kembali dimanfaatkan Erick untuk minta tolong.

Dengan mengantongi amanah dari Presiden Jokowi, Erick pun terbang ke Doha untuk berjumpa Gianni, usai menjalani kunjungan kerja di Eropa.

"Awalnya, ketemu perwakilan FIFA, meski saya sudah berkomunikasi dengan Presiden Gianni. Apalagi, sebelumnya Presiden Gianni juga sudah kontak dengan presiden kita," jelasnya.

Ia mengaku sempat terdiam saat berjumpa dengan Gianni. Ada perasaan duka yang amat dalam ada tragedi di Kanjuruhan. Mata Gianni sembab dan berkaca-kaca saat mulai bicara.

"Dia bercerita, bahwa semasa kecil sering dibawa ke stadion sepak bola sama bapaknya dan tentu itu sebuah kebahagiaan yang tidak terlupakan, sehingga kejadian di Kanjuruhan sesuatu yang tidak terpikirkan jika ia harus mengalami," cerita Erick.

Oleh sebab itu, Erick menambahkan sikap bijak FIFA yang bersedia bersama pemerintah Indonesia melakukan reformasi dan transformasi sepakbola nasional harus benar-benar dijalankan seluruh stakeholder sepakbola Indonesia.

"Ini FIFA yang bijak mau membantu Indonesia. Jadi harus kita laksanakan arahan yang diberikan. Terus terang, hasil positif dari FIFA tak lain karena kedekatan dan kepercayaan yang selama ini terjadi. Jadi jangan pernah disia-siakan kepercayaan yang diberikan," harapnya. ***

Editor: Ade Alkausar

Tags

Terkini

Terpopuler