Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto Sebut Indonesia Bertekad Menjadi Price Center CPO Global

- 13 November 2021, 16:12 WIB
Roadmap hilirisasi telah disiapkan, antara lain peningkatan produktivitas, penunjang kegiatan hilir seperti oleofood, oleokimia dan biofuel, penciptaan ekosistem, tata kelola, capacity building dan pengembangan teknologi untuk pengembangan usaha kelapa sawit
Roadmap hilirisasi telah disiapkan, antara lain peningkatan produktivitas, penunjang kegiatan hilir seperti oleofood, oleokimia dan biofuel, penciptaan ekosistem, tata kelola, capacity building dan pengembangan teknologi untuk pengembangan usaha kelapa sawit /Tim JAPR 01/


JURNALACEH - Pemerintah menyiapkan Roadmap Hilirisasi Produk Kelapa Sawit untuk menjadi Indonesia Price Center ( Penentu Harga CPO Global ).

Minyak kelapa sawit merupakan salah satu bahan baku di dunia yang memiliki banyak kegunaan, dapat ditemui di shampoo, pasta gigi sampai dengan kue dan krimer kopi.

Kelapa sawit tidak hanya telah menjelma menjadi penyumbang paling penting devisa negara dari nilai ekspor yang terus meningkat, namun juga menjadi penggerak perkenomian wilayah, menyerap tenaga kerja dan mengentaskan kemiskinan di pedesaan.

Baca Juga: Segera Daftar Bantuan Ekonomi Kreatif.

Dengan luasan lahan 10 persen dari total global land bank for vegetable oil, Indonesia mampu menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dan menguasai 55 persen pangsa pasar minyak sawit dunia ataupun minyak nabati.

 


Selain itu juga mampu menghasilkan 40 persen dari total minyak nabati dunia yang sangat berperan penting dalam konteks ketahanan pangan di dunia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, Roadmap hilirisasi telah disiapkan, antara lain peningkatan produktivitas, penunjang kegiatan hilir seperti oleofood, oleokimia dan biofuel.

Baca Juga: Tips Meghasilkan Uang di Waktu Senggang melalui Internet

Serta penciptaan ekosistem, tata kelola, capacity building dan pengembangan teknologi untuk pengembangan usaha kelapa sawit,” kata Menko Airlangga dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Sabtu 13 November 2021. Dikutip Jurnalaceh.com dari https://m.antaranews.com berjudul ''Airlangga sebut Indonesia bertekad jadi penentu harga CPO global''

Menko Airlangga mengungkapkan bahwa kelapa sawit merupakan salah satu komoditas dari sektor pertanian yang memiliki daya tahan dan yang ikut serta menopang pertumbuhan ekonomi di Q3 tahun 2021.

Industri kelapa sawit juga berkontribusi dalam penciptaan lapangan kerja baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pemerintah memiliki visi agar industri sawit Indonesia dapat menjadi produsen sawit terbesar dan mendorong hilirisasi atau pengembangan produk turunannya.
Baca Juga: Yuk daftar sekarang,beli saham mulai Rp.10.000,-
“Industri kelapa sawit berkontribusi pada ekspor nasional sebesar 15,6 persen dari total ekspor di tahun 2020. Nilai tersebut tentu menjadi salah satu penyumbang devisa yang secara konsisten terus meningkat meskipun di masa pandemi,” ujar Airlangga.

Lebih lanjut Airlangga menuturkan bahwa luas tutupan kelapa sawit nasional yang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada tahun 2019 teridentifikasi sebesar 16,38 juta hektar.

Dengan rincian, Perkebunan Sawit Rakyat sebesar 41 persen, Perkebunan Besar Negara sebesar 6 persen dan Perkebunan Besar Swasta Nasional sebesar 53 persen.

“Data-data tersebut menunjukkan bahwa Perkebunan Sawit Rakyat punya kontribusi signifikan terhadap pengembangan industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia menegaskan bahwa program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) menjadi krusial sebagai upaya peningkatan produktivitas dan penguatan Sumber Daya Manusia, serta meningkatkan kesejahteraan petani.

Program PSR juga berkontribusi di masa pandemi COVID-19 dengan penyerapan tenaga kerja dan memunculkan juga multiplier effect yang positif di daerah.

 

“Program PSR merupakan program strategis nasional agar produktivitas masyarakat bisa meningkat, menjaga luasan lahan, dan lahan yang ada bisa dioptimalkan,” tutur dia.

Pemerintah juga terus berkomitmen melakukan replanting, dengan target seluas 540.000 hektar yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

“Bagi lahan yang produktivitasnya kurang dari 4 ton bisa ditingkatkan dengan program replanting dan bibit unggul yang berbasis pada Good Agriculture Practices,” kata Airlangga.***(Kuntum Khaira Riswan/m.antaranews.com)

Editor: Erliandy, ST.

Sumber: antaranews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah