Kisah Singkat Teuku Umar Melawan Penjajah di Usia Masih Sangat Muda

- 10 November 2022, 18:17 WIB
 Ilustrasi Pahlawan.  Sambut Hari Kemerdekaan HUT RI ke-76, Berikut 5 Pahlawan Indonesia Tempo Dulu
Ilustrasi Pahlawan. Sambut Hari Kemerdekaan HUT RI ke-76, Berikut 5 Pahlawan Indonesia Tempo Dulu /Anasb/

JURNALACEH.COM- Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus mempelajari perjalanan hidup para pahlawan serta perjuangannya melawan kaum penjajah untuk kemerdekaan.

Salah satu dari sekian banyak pahlawan nasional yang patut diteladani adalah Teuku Umar. Ia adalah seorang pahlawan kemerdekaan Indonesia yang berasal dari tanah rencong, Aceh.

Dan ia terlahir di wilayah Gampong Masjid, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Meulaboh pada tahun 1854,  Aceh Barat, Provinsi Aceh. Ayahnya seorang Uleebalang atau bangsawan bernama Teuku Achmad Mahmud yang memiliki dua orang putri dan tiga orang putra.

Teuku Umar merupakan cucu dari Datuk Makdum Sati, keturunan Laksamana Muda Nanta yang berasal dari Minangkabau. Bilau juga dikenal sangat berjasa terhadap Sultan Aceh pada zaman pemerintahan Sultan Iskandar Muda di Pariaman.

Teuku Umar memimpin perang gerilya melawan kolonialisme Belanda di Aceh yang  berlangsung dari tahun 1875-1899.
Dikutip dari laman Kemdikbud, dimasa kecilnya ia dikenal sebagai anak yang pantang menyerah, berani, dan kadang suka berkelahi dengan teman-temannya.

Meskipun begitu, ia adalah anak yang cerdas dan pintar berstrategi dalam berbagai persoalan yang dihadapinya.  Selain itu, Ia lahir menjadi seorang pemimpin yang kuat dan berani meski ia tidak pernah menempuh pendidikan secara formal seperti anak-anak lainnya.

Menariknya, sosok Teuku Umar terjun memulai perjuangannya bersama pejuang-pejuang Aceh lainnya, ketika usianya masih sangat tergolong muda. Saat itu ia baru berumur sekitar 19 tahun. Yaitu saat  terjadi perang Aceh pada tahun 1873.

Selain itu, Ia juga sempat diangkat menjadi keuchik (kepala desa) di kawasan Gampong Darat, Meulaboh di usianya yang masih sangat muda.

Selanjutnya, tepat pada tahun 1883, Teuku Umar melancarkan strateginya untuk berdamai dengan Belanda agar bisa mendapatkan persenjataan dari Belanda. Tak hanya itu, tujuan lainnya adalah, agar ia diberikan peran yang lebih besar oleh Belanda.

Alasannya tepat, karena ia juga menguasai  pos-pos pertahanan Aceh. Atas jasanya ini, Belanda mengangkatnya sebagai komandan dan memberinya gelar Teuku Umar Johan pada tanggal 30 Maret 1896.

Selanjutnya, saat misi yang telah direncanakan berjalan mulus, Teuku Umar langsung mengambil alih senjata, peluru, 500 amunisi dan uang milik Belanda, hal ini membuat Belanda terasa dikhianati olehnya.

Saat itu, Belanda yang dipimpin Jenderal van Heutz memata-matai Teuku Umar dengan mengirim intelijen orang Aceh bernama Teuku Leubeh, sehingga Belanda mengetahui strategi yang meraka gunakan.

Lantas, Belanda menyusun strategi untuk menyerang secara mendadak ke daerah Meulaboh. Peristiwa ini membuat Teuku Umar gugur di medan perang, pada tanggal 10 Februari 1899 di  Kampung Mugo. ***

Editor: Fachrulrazi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x