Popularitas Film 'Exhuma' Hingga ke Korea Utara, Banyak Warga Rela Melanggar Hukum

- 2 Juni 2024, 17:40 WIB
Poster film horror asal Korea Selatan “Exhuma”. (ANTARA/ Tix.id)
Poster film horror asal Korea Selatan “Exhuma”. (ANTARA/ Tix.id) /

Meskipun pemerintah Korea Utara memberlakukan undang-undang yang melarang warga sipil untuk mempercayai dan mempraktikkan kebiasaan takhayul, banyak warga yang berani mengambil risiko melanggar hukum demi mempertahankan adat istiadat mereka.

Hal ini menunjukkan bahwa sikap pemerintah yang keras tidak selalu berhasil menghentikan kebiasaan tradisional yang telah tertanam sejak zaman pra-modern.

Di bawah undang-undang Korea Utara, mempercayai dan mempraktikkan kebiasaan takhayul adalah ilegal. Namun, banyak warga yang mengambil risiko untuk melanggar hukum demi mendapatkan nasihat dari peramal.

Menurut informan DailyNK, meskipun pemerintah berusaha menanamkan rasa takut melalui tindakan keras terhadap aktivitas ilegal, kecintaan masyarakat terhadap film Korea Selatan tetap tidak dapat dihentikan.

Baca Juga: Ini Dia, Deretan Pemenang Indonesian Trending Awards 2023 dan Kemenangan Gemilang Film Petualangan Sherina 2

"Orang-orang muda mendatangi saya setiap hari, meminta film ini kepada saya. Jika saya memiliki file tersebut, saya akan menghasilkan banyak uang sekarang," kata informan tersebut.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa meskipun ada ancaman hukuman, minat masyarakat terhadap budaya Korea Selatan, termasuk film, sangat besar dan terus berkembang.

Fenomena ini menggarisbawahi dua hal penting. Pertama, pengaruh budaya Korea Selatan yang kuat dan meluas, bahkan di negara yang memiliki kontrol ketat seperti Korea Utara. Kedua, ketidakmampuan pemerintah Korea Utara untuk sepenuhnya menekan kebiasaan tradisional dan minat masyarakat terhadap produk budaya luar negeri.

Popularitas "Exhuma" di Korea Utara bukan hanya mencerminkan kekuatan cerita dan daya tarik visual film tersebut, tetapi juga menunjukkan adanya celah dalam kontrol budaya pemerintah Korea Utara. Meski menghadapi risiko hukum yang serius, warga Korea Utara tetap berusaha mendapatkan dan menikmati film ini, yang menunjukkan bahwa kekuatan budaya tidak mudah dibatasi oleh batasan politik dan hukum.

Dengan meningkatnya permintaan dan penyebaran "Exhuma" di Korea Utara, ada harapan bahwa lebih banyak produk budaya Korea Selatan akan dapat menjangkau masyarakat Korea Utara, membuka peluang untuk pertukaran budaya yang lebih luas di masa depan.

Halaman:

Editor: Fauzi Jurnal Aceh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah