Sebanyak 156 Orang Meninggal Dunia Dalam Kurun 4 Bulan Akibat Virus Lassa di Nigeria

11 Mei 2024, 09:20 WIB
Foto Ilustrasi virus /Pixabay/Geralt/

JURNALACEH.COM - Demam Lassa yang ditularkab dari hewan kepada manusia menyebabkan 156 orang meninggal dunia di Nigeria dalam kurun waktu empat bulan terakhir.

Berdasarkan data yang bersumber dari Pusat Pengendalian Penyakit Nigeria (NCDC), wabah Demam Lassa terindikasi sudah menyebar ke 28 negara bagian, selain Ibu Kota Abuja, sejak 1 Januari hingga 28 April.

Dan dalam kurun waktu itu pula sudah terindikasi 857 kasus Delam Lassa ini, Tahun lalu otoritas Nigeria mencatat 1.170 kasus demam Lassa yang mengakibatkan 219 kematian.

Demam Lassa pertama kali muncul di Nigeria pada 1969 di Negara Bagian Borno. Secara umum, manusia yang terkena Demam Lassa tertular melalui makanan atau barang rumah tangga yang terkontaminasi oleh urine atau kotoran tikus yang terinfeksi.

Dikutip dari Antaranews.com, spesies tikus multimammate (Mastomys natalensis) yang menjadi pembawa virus Lassa tergolong umum ditemukan di kawasan Afrika Barat.

Apa itu Demam Lassa?

Dihimpun dari Center For Disease Control and Preventation (CDC) mengatakan bahwa Demam Lassa merupakan penyakit yang ditularkan oleh Hewan kepada manusia, umumnya melalui tikus Afrika.

Penyakit ini endemik di beberapa bagian Afrika Barat termasuk Sierra Leone, Liberia, Guinea dan Nigeria. Negara-negara tetangga juga berisiko karena hewan vektor tersebut tersebar di seluruh wilayah.

Adapun gejala demam Lassa biasanya muncul 1-3 minggu setelah pasien terkena virus. Untuk sebagian besar infeksi virus demam Lassa (sekitar 80%), gejalanya ringan dan tidak terdiagnosis.

Gejala ringan termasuk demam ringan, rasa tidak enak badan dan kelemahan umum, serta sakit kepala. Namun, pada 20% orang yang terinfeksi.

Penyakit dapat berkembang lebih serius termasuk pendarahan (misalnya pada gusi, mata, atau hidung), gangguan pernapasan, muntah berulang kali, pembengkakan wajah, nyeri di dada, punggung, dan perut dan syok.

Masalah neurologis juga telah dijelaskan, termasuk gangguan pendengaran, tremor, dan ensefalitis. Kematian dapat terjadi dalam waktu dua minggu setelah timbulnya gejala akibat kegagalan multi-organ.

Umumnya, sekitar 15%-20% pasien yang mendapat perawatan di rumah sakit karena demam Lassa meninggal karena penyakit tersebut. Namun, hanya 1% dari seluruh infeksi virus Lassa yang menyebabkan kematian.

Angka kematian wanita pada trimester ketiga kehamilan sangat tinggi. Aborsi spontan merupakan komplikasi infeksi yang serius dengan perkiraan kematian 95% pada janin dari ibu hamil yang terinfeksi.

Karena gejala demam Lassa sangat bervariasi dan tidak spesifik, diagnosis klinis seringkali sulit dilakukan. Demam Lassa juga dikaitkan dengan epidemi sesekali, dimana tingkat kematian kasus dapat mencapai 50% pada pasien yang dirawat di rumah sakit. ***

Editor: Cut Ricky Firsta Rijaya

Tags

Terkini

Terpopuler