Sebab dan Akibat Stunting di Indonesia, Ini Penjelasan BKKBN

18 Juli 2022, 17:38 WIB
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam program klarifikasi yang dibuat oleh pikiran rakyat, Senin 18 Juli 2022. /Tim Jurnal Aceh 3/

JURNALACEH.COM - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Hal ini karena, akibat kurangnya gizi sejak bayi dalam kandungan, pada masa awal setelah bayi lahir. Akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) mengatakan, stunting lebih fokus antara tinggi badan dengan umur atau dikenal dengan stantet.

Baca Juga: 10 Contoh Yel Yel MPLS SMA, Singkat, Mudah Dihafal Serta Bermakna, Salah Satunya 'Tak Gendong'

"Ingat, stunting sekarang ini yang diukur adalah stantet, jadi, tinggi badan versus umur," jelasnya dalam program klarifikasi yang dibuat oleh Pikiran Rakyat Media Network, Senin 18 Juli 2022.

Sebetulnya tambah Hasto, WHO dan Kementrian Kesehatan sudah memberikan kebijakan (false) untuk mengukur stunting masih pada stantet, belum pada dampak perkembangannya.

"Jadi, ketika stanting, itu punya tiga konsekuensi, pendek, kemampuan intelektualnya kurang, atau perkembangannya terganggu, kemudian prospek dihari tua umur 40-45 keatas sudah mulai muncul sakit-sakitan," imbuhya.

Baca Juga: HIPMASIL Aceh Singkil Minta Kemendagri Cermat dan Hati-Hati Dalam Penunjukan Penjabat Daerah

Hasto menyimpulkan, bahwa stunting ini tidak produktif dan menjadi beban, sebab daripada itu WHO membuat batasan yang sifatnya tolerable.

"Masih bisa ditoleransi apabila stuntingnya itu tidak lebih dari 20 persen,".

Secara total kata Hasto stunting di Indonesia 24,4 persen, sedangkan pernikahan dan hamil dibawah 14 tahun rata-rata 22/1000.

"Mereka yang sudah pernah hamil dan melahirkan usia antara 15-19 tahun, dari situ angka bisa dicari padanya, ketika persentasenya 24,4 persen yaitu rata-rata 22/1000," tambahnya.

Kontribusi dari kawin usia muda, menurut Hasto menjadi salah satu faktor yang membuat tidak optimalnya pertumbuhan (stunting).

"Mereka itu sebetulnya masih tumbuh, karena sudah kawin, hamil sehingga harus menumbuhkan orang lain (janin) yang sedang dikandung, maka stunting itu terjadi," tutupnya.***

Editor: Muharryadi

Sumber: YouTube Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler