Network
JURNALACEH.COM- Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang 1 Oktober lalu masih terus menjadi misteri bagi sepakbola indonesia. Apalagi melihat jumlah korban yang begitu banyak.
Pihak kepolisian dan Komnas HAM, terus berupaya mengungkap fakta-fakta yang bisa dijadikan bukti terkait kejadian naas atas penonton saat itu.
Terbaru, ada temuan sementara yang mencengangkan oleh Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).
Baca Juga: Prediksi Laga Barcelona vs Celta Vigo: Blaugrana Usung Misi Kembali Ke Puncak
Anggota TGIPF/AFC Security Officer Nugroho Setiawan menyatakan, bahwa Stadion yang selama ini menjadi kandang Arema, ternyata tidak layak untuk menggelar pertandingan yang beresiko tinggi.
Terutama untuk pertandingan seperti Arema fc vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 lalu. Pihak TGIPF menyatakan, seharusnya pertandingan yang berisiko tinggi perlu dilakukan simulasi-simulasi tertentu.
Salah satunya, melakukan perhitungan terlebih dahulu, serta mempertimbangkan sesuatu kemungkinan terburuk yang akan terjadi jika sebuah pertandingan dilaksanakan.
Baca Juga: Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan, TGIPF Berencana Autopsi Jenazah Korban
"Contoh kayak mengenai teknis para suporter ataupun penonton untuk bisa keluar ketika keadaan darurat, ini penting," terangnya 9 Oktober 2022.
Hal diatas diungkapkan TGIPF, merujuk atas penemuannya rekaman CCTV saat terjadinya kericuhan dalam Stadion Kanjuruhan pada 1 Oktober 2022 lalu.
Dalam rekaman terlihat, bagaimana massa penonton ataupun suporter saling berebutan serta saling mendahului menuju pintu keluar. Selain itu, juga menghindari asap gas air mata.
Apalagi, pintu yang digunakan adalah pintu masuk, sehingga para sejumlah penonton terpaksa berdesak-desakan hingga banyak yang kehabisan napas.***
