Mengenang 18 Tahun Tsunami Aceh, Berikut Kisah Singkat Penyebab Terjadinya

- 19 Desember 2022, 15:11 WIB
Ilustrasi tsunami.
Ilustrasi tsunami. //Pexels/ Emiliano Arano

JURNALACEH.COM– Terjadinya bencana Tsunami pada tahun 2004 silam, akan terus diingat oleh masyarakat Indonesia, Aceh khususnya.

Ribuan jiwa manusia melayang akibat tsunami yang melanda Aceh pada tanggal 26 Desember 2024. Tak hanya masyarakat Aceh saja yang merasakan duka, tapi juga seluruh masyarakat Indonesia merasakan duka yang mendalam akibat bencana alam tersebut.

Tepat pada Minggu pagi, tanggal 26 Desember 2004 pukul 07.58 WIB, Samudra Hindia diguncang gempa dengan kekuatan 8,9 SR (ada beberapa yang menyebutkan 9,2 SR). Gempa bumi inilah yang kemudian menyebabkan gelombang raksasa tsunami menghantam daratan Aceh dan memporak-porandakan kehidupan masyarakat Aceh hingga menelan ribuan korban jiwa.

Baca Juga: Pendaftaran PPS Pemilu 2024 Dibuka, Ini Jadwal Tugas dan Besaran Gajinya

Getaran gempa tektonik ini ternyata dirasakan juga oleh beberapa negara tetangga, yaitu Sri Lanka, India, Bangladesh, Thailand, Maladewa, Malaysia, dan juga Somalia.

Gempa bumi yang terjadi, disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi yang berada dibawah pulai Sumatra termasuk Provinsi Aceh. Dilansir dari beberapa sumber, ada tiga zona yang bisa menjadi penyebab tsunami Aceh 2024 tersebut, diantaranya:

1. Zona Subduksi.
Zona ini merupakan zona dimana terjadinya pertemuan lempeng Indo-Australia yang menyusup bawah lempeng Eurasia. Lempeng menyusup dengan kecepatan 50-70 mm/tahun disepanjang Palaung Sunda.

Baca Juga: Bikin Kejutan di Hari Ibu, Simak 6 Ide Hadiah Menarik untuk Ibu dari Anak

2. Zona Pathan Sumatra.
Pada Zona ini terdiri atas segmen Seulimum, Aceh, Tripaa, Batee, Pelisangan, dan Pidie. Tsunami bisa muncul dikarenakan pergerakan patahan segmen pada zona ini yang rutin terjadi atau terjadi seketika dengan kekuatan yang besar.

3. Investigator Fracture Zone (IFZ)
Terakhir ialah zona patahan yang juga bisa menyebabkan gempa bumu. Tsunami bisa saja terjadi jika pergerakan patahan melepaskan energy yang sangat besar.

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tsunami Aceh 2024 tersebut tidak terjadi tiba-tiba, melainkan melalui proses terjadinya gempa  (foreshocks) yang sudah muncul dari tahun 2002, saat terjadinya gempa Simeulue dengan kekuatan 7,0 SR pada November 2002.

Baca Juga: Peringati Migran Day, Buruh Demo Kemenaker dan Warning Kemenhub
Pada saat itulah, serangkaian gempa kecil terus menerus terjadi yang merupakan sebuah pendahuluan hingga akhirnya terjadi gempa puncak pada tanggal 26 Desember 2004 yang berkekuatan 8,9 SR tersebut.

Meski begitu, pada tahun 2020 yang lalu, sempat beredar kabar di sosial media bahwa terjadinya Tsunami Aceh disebabkan oleh adanya ledakan nuklir. Namun, kabar ini segera dibantah oleh Koordinator Bidang Mitigasi dan Gempa Bumi BMKG bahwa terjadinya tsunami Aceh murni dipicu oleh gempa tektonik, bukan dipicu oleh ledakan nuklir seperti isu yang beredar.

Bantahan isu tersebut di buktikan oleh BMKG dengan data rekaman getaran tanah dalam seismogram yang menunjukkan adanya rekaman gelombang badan (body) berupa gelombang P (preasure) yang tercatat lebih awal dibandingkan dengan gelombang S (Shear) yang datang setelahnya, dan selanjutnya diikuti oleh gelombang permukaan (surface).***

Editor: Fachrulrazi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x