Rektor Mujiburrahman menggarisbawahi bahwa gelar guru besar bukan hanya sekedar pengakuan atas prestasi individu. Lebih dari itu, gelar tersebut mencerminkan potensi keilmuan dan kepakaran, menjadikan UIN Ar-Raniry sebagai perguruan tinggi yang terus bertransformasi untuk menjadi world class university (WCU).
Harapannya, penambahan guru besar ini akan memberikan dampak positif dan konstruktif untuk peningkatan mutu dan layanan akademik di kampus.
Rektor Mujiburrahman menegaskan bahwa menjadi seorang guru besar bukanlah puncak perjalanan akademik, melainkan menjadi awal dari pengabdian yang lebih besar.
Baca Juga: Tinjau Pelaksanaan ANBK di Aceh Tamiang, Pj Bupati: Pemkab Mendukung Kesetaraan Mutu Pendidikan
"Mereka yang telah bergelar guru besar harus tetap memberi kontribusi dengan terus mengembangkan karya-karya nyata. Jika tidak, akan dianggap besar namanya, tetapi perannya kecil," kata Mujiburrahman.
Pencapaian ini membuka babak baru bagi guru besar UIN Ar-Raniry untuk terus berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Melalui pencapaian ini, UIN Ar-Raniry Banda Aceh bukan hanya menjadi pusat unggulan di Aceh, tetapi juga menjadi inspirasi bagi perguruan tinggi lain di Indonesia. Keberhasilan ini semakin mengukuhkan posisi UIN Ar-Raniry sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka yang tidak hanya menghasilkan sarjana berkualitas, tetapi juga mencetak para pemimpin dan ilmuwan masa depan.***