Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi masyarakat di wilayah tersebut, yang tidak perlu khawatir akan kekeringan atau bencana hidrometeorologi yang sering terjadi selama musim kemarau.
Baca Juga: Bahas Produk Halal, MPU Aceh Datangi Kantor BPJPH di Jakarta
Meski demikian, BMKG mengimbau masyarakat Aceh untuk tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi selama musim kemarau ini. Angin kencang, kebakaran hutan, dan lahan adalah beberapa bencana hidrometeorologi yang sering terjadi selama musim kemarau.
Oleh karena itu, BMKG menyarankan agar masyarakat tidak membakar sampah sembarangan atau membuka lahan dengan cara membakar, karena hal tersebut dapat menimbulkan titik panas dan memicu kebakaran.
BMKG juga menyarankan agar masyarakat yang beraktivitas di luar ruangan selama musim kemarau membawa cukup cadangan air minum agar tidak mengalami dehidrasi.
Baca Juga: Wah! Umat Islam di Aceh Terpaksa Dobel Bayar Pajak, Anggota DPD Desak Jokowi Segera Teken RPP Ini
Dehidrasi dapat terjadi karena suhu udara yang tinggi selama musim kemarau dan dapat membahayakan kesehatan masyarakat, terutama bagi mereka yang berada di wilayah yang terkena musim kemarau lebih awal.
Secara keseluruhan, musim kemarau yang dimulai lebih awal di Aceh dapat memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakat di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memperhatikan imbauan dan saran dari BMKG serta mengambil tindakan yang tepat. ***