"Di sela waktu penyelenggaraan 3rd FMCBG G20 meeting saya kembali bertemu," terangnya.
Baca Juga: Khaby Lame, Buruh Pabrik dan Hafidz Quran yang Kini Berpenghasilan Rp 2,8 Miiar Perbulan
Keduanya membahas isu-isu energi dan lingkungan, serta kebijakan Indonesia dan AS terkait hal itu.
"Saya sampaikan untuk mendukung implementasi peralihan penggunaan pembangkit listrik ke sumber energi yang ramah lingkungan dibutuhkan langkah konkret dan teknis, tidak sebatas pada ranah konseptual karena ini membutuhkan pembiayaan yang besar," paparnya.
Di Indonesia, lanjut Sri Mulyani, salah satu langkah nyata yang akan dilakukan, yaitu Energy Transition Mechanism (ETM) yang dicanangkan bersama Asian Development Bank (ADB).
Baca Juga: Cerita Jessica Iskandar Ditipu, Uang Hampir Rp 10 Miliar Melayang
"Kami berdua sepakat bahwa penyebab krisis pangan dan energi yang terjadi merupakan konsekuensi dari isu geopolitik yang belum mengalami de-eskalasi," tegasnya.
Menurutnya, harga energi dunia saat ini melambung dan menimbulkan tantangan pada perekonomian global.
"Untuk mengatasi itu, saya tegaskan bahwa penanganan krisis pangan dan energi di dunia harus diakselerasi karena siapapun berhak mengakses makanan dan energi secara terjangkau," tutupnya.