Mengenang Tragedi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Kepulauan Seribu

10 Januari 2022, 15:26 WIB
Ilustrasi dari hilang kontak pesawat Sriwijaya Air /Sumber by Facebook/Tim Jurnal Aceh

JURNAL ACEH - Tepat pada Minggu, 9 Januari 2021. Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 jatuh di Kepulauan Seribu.

Ini adalah tragedi yang menyisakan duka bagi masyarakat Indonesia.

Setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten menuju Pontianak pesawat diketahui hilang kontak pada pukul 14.44 WIB.

Ini Berawal dari permintaan pilot Sriwijaya Air, Kapten Afwan (54), kepada Air Traffic Controller (ATC) untuk naik dari ketinggian 1.700 ke 29.000 kaki pada pukul 14.37 WIB.

Baca Juga: Menteri Bintang Puspayoga Dorong Diversi untuk 2 Anak Pemerkosa di Nagan Raya

Pesawat tersebut mengangkut sebanyak 62 orang, terdiri dari kru dan penumpang. Tujuan pesawat yakni rute Jakarta-Pontianak.

Ada sebanyak 50 penumpang dan 12 awak di dalamnya. Pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengalami kecelakaan dan jatuh pada 9 Januari 2021, empat menit setelah lepas landas.

Dikutip oleh tim Jurnal Aceh melalui portal Seputar Tangsel.com berjudul "Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh di Kepulauan Seribu, 62 Tewas Tepat Setahun Lalu" Minggu, 9 Januari 2022.

Baca Juga: Menjamu Tamunya Valencia di Estadio Santiago Bernabeu, Real Madrid Mampu Tampil Perkasa saat Pertandingan

Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan segera mengerahkan petugas ke lokasi jatuhnya pesawat dibantu warga sekitar.

Pemerintah pun turut menggandeng pihak Basarnas, KNKT, TNI dan Bantuan Keselamatan dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Diramal Kehidupan Rumah Tangga Lesti Kejora akan Hancur akibat Masa Lalu Rizky Billar

Pada pencarian hari pertama ditemukan serpihan yang diduga milik pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Setelah saat itu, satu demi satu puing pesawat termasuk potongan tubuh penumpang pesawat ditemukan.

Pencarian berlangsung berhari-hari dan pada tanggal 12 Januari 2021, sekitar pukul 16.00 WIB Black Box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ditemukan.

Pencarian terus dilakukan untuk mencari CVR Black Box pesawat. Pencarian berakhir pada 21 Januari 2021 dan CVR ditemukan pada Selasa, 30 Maret 2021.

Setelah CVR Black Box ditemukan, sejumlah fakta tentang jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terkuak.

Mulai dari mesin pesawat yang masih hidup sebelum pesawat menghantam air, hingga percakapan penerbangan.

Sampai saat ini KNKT belum membeberkan secara keseluruhan terkait laporan jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Namun, ada sejumlah temuan awal. Di antaranya, ada dua anomali yang ditemukan.

Saat ini memang yang kita ketahui autothrottle yang kiri bergerak mundur. Apakah ini rusak, kami belum tahu, karena dua-duanya menunjukkan sikap berbeda,” ujar Ketua Sub Komite Investigasi KNKT Captain Nurcahyo Utomo dalam Konferensi Pers.

Nurcahyo Utomo menjelaskan bahwa pada kondisi ini diperkirakan kedua autothrottle mengalami anomali.

"Dua-duanya mengalami anomali. Yang kiri mundur terlalu jauh dan yang kanan tidak bergerak,” tambah Nurcahyo Utomo.

Dalam investigasi diketahui, bahwa ada dua perbaikan yang sebelumnya dilakukan.

Pertama, baru pada tanggal 4 Januari 2021 penunjuk kecepatan atau Airspeed Indicator sebelah kanan diganti.

Kedua, sehari sebelumnya autothrottle juga mengalami kerusakan. Bagian tuas pengatur gerakan tidak berfungsi.

Pada tanggal 4 Januari perbaikan belum berhasil sehingga dimasukkan dalam deffered maintenance item (DMI) sebagai penundaan perbaikan.

Baru di tanggal 5 Januari perbaikan berhasil dituntaskan dan dilaporkan dalam kondisi baik.

Sejak tanggal tersebut sampai sebelum pesawat lepas landas tidak ada catatan DMI lagi.

Nurcahyo Utomo menegaskan bahwa kecelakaan bukan karena cuaca.

Sudah diketahui ada anomali di kedua autothrottle. Alat ini terhubung dengan 13 komponen mesin pesawat.

Sejumlah kisah sedih ditinggalkan oleh tragedi ini. Di antaranya tentang sosok pilot yang sholeh.

Bahkan, foto profil WhatsApp Kapten Afwan menjadi viral. Dia mengunggah foto Superman yang sedang sholat dengan tulisan yang menggugah.

"Setinggi apapun aku terbang, tidak akan mencapai surga bila tidak shalat lima waktu,” tulis Kapten Afwan di samping gambar Superman di foto profil WhatsAppnya.

Bagi warga Kota Tangerang Selatan (Tangsel), khususnya Pamulang, musibah ini juga meninggalkan kesedihan lantaran seorang warga turut menjadi korban.

Sosok ini adalah Isti Yudha Prastika (34) yang merupakan pramugari Nam Air yang turut menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pada 9 Januari lalu.

Isti berdomisili di Kota Tangerang Selatan tepatnya berasal dari Reni Jaya, Pamulang. ***(Sugih Hartanto/SeputarTangsel.com

Editor: Windi Maiza Putri

Sumber: Seputar Tangsel

Tags

Terkini

Terpopuler