JurnalAceh.com- Ganjar Pranowo punya modal elektabilitas tinggi di berbagai lembaga survei, untuk maju sebagai calon presiden. Tapi itu saja tidak cukup. Karena basis pendukung PDI Perjuangan yang militan dan tradisional masih lebih mendengarkan komando Ketua Umumnya yakni Megawati Soekarnoputri, daripada Ganjar.
Analisis itu disampaikan oleh pakar komunikasi politik Lely Arrianie. Menurutnya, akab terlalu beresiko jika Ganjar mengambil keputusan pindah perahu atau partai saat ini.
Meskipun dari survei elektabilitas, Gubernur Jawa Tengah itu lagi tinggi-tingginya. Karena basis pemilih militan PDIP lebih mendengarkan Mega ketimbang Ganjar.
Baca Juga: Prabowo Merasa Muda Lagi, Saat Disambut Perwira Kopassus Kamboja di Bandara
"Jangan lupa PDIP punya pemilih militan dan tradisionil yang apapun resiko politiknya. Pasti akan lebih mendengar suara bu Mega ketimbang suara Ganjar," kata Lely dalam keterangannya, Selasa, 22 Juni 2022.
Menurutnya, sosok Mega sudah melekat sebagai simbol PDIP. Tidak bisa digantikan oleh figur lain.
"Bak Simbolik interaksionism. Konstruksi realitas partai politik PDIP tidak akan bisa dilepaskan dari figur Mega," lanjutnya.
Baca Juga: Ini yang Dibahas Anies dengan NasDem Aceh di Rumah Dinas Gubernur Tadi Pagi
Dalam kondisi politik demikian, mantan Staf Ahli Ketua DPR almarhum Taufiq Kiemas ini menyarankan agar Ganjar main cantik dan duduk manis saja.