Network
JURNALACEH.COM- Kesultanan Aceh yang terletak tidak jauh dari Selat Malaka menjadikannya sebagai sektor perdangan yang masyur. Pada saat iitu selat malaka juga ingin dikuasai oleh Portugis yang ingin mengambil alih perdangan internasional di Selat Malaka.
Bangsa Portugis yang datang ke Aceh ditantang secara keras oleh seluruh masyarakat Aceh, terutama masyarakat yang tinggal di Malaka.
Dalam pemikiran Sultas Aceh, kedatangan Portugis menjadi saingan baru baik dalam bidang ekonomi,politik maupun agama.
Baca Juga: Download Kumpulan Link Twibbon Muktamar Muhammadiyah ke-48 Beserta Logo Resmi
Bukan tanpa bukti, hal ini terjadi berdasarkan informasi yang diterima dari sultan Malaka.
Semenjak Malaka dikuasai oleh Portuugis, Saingan terberatnya dalam dunia perdagangan adalah Kesultanan Aceh. Karna, pada saat itu para pedangan muslim mengalihkan perdangannya dari Malaka ke Aceh.
Keadaan seperti inilah yang membuat bangsa Portugis merasa dirugikan secara ekonomis. Lalu Aceh tumbuh menjadi kerajaan perdagangan yang sangat maju pada saat itu.
Baca Juga: Simak Sejarah Singkat, Tema dan Logo Muktamar Muhammadiyah 2022
Melihat hal ini, Portugis selalu berusaha untuk menghancurkan perdagangan Aceh, namun dengan gigih dan kompak rakyat aceh tidak takut akan serangan Portugis dan tetap melakukan perlawanan dalam mempertahankan perdagangan di Aceh.
Pada masa Sultan Alaudin Riayat Syah terjadi Perlawanan Aceh terhadap Portugis di Malaka untuk pertama kalinya.
