Tulus cinta tanpa batas
Membentuk harmoni kebersamaan
Guru, pahlawan tanpa tanda jasa
Hari Guru, syukur tak terhingga
Sebuah puisi, simpul rasa
Untuk mengucapkan terima kasih
Pada guru-guru, pelita langkah
Yang menerangi dunia gelap
5. Puisi Hari Guru: Tangisan Seorang Pendidik
Di tiap detik waktu terukir,
Di kelas gelap hati seorang guru.
Cahaya ilmu bagai pelita redup,
Dalam sunyi, dia menata mimpi.
Kursi-kursi kosong, tanpa tawa,
Menggema hampa dalam ruang kelas.
Di sana dia berdiri, seorang pahlawan,
Namun dirinya tak pernah jadi pemenang.
Tangisan seorang guru, air mata diam,
Tersembunyi di balik senyum tak tenang.
Menyembunyikan rasa lelah dan getir,
Seiring waktu yang terus berjalan.
Bukan gemerlap piala yang dikejar,
Bukan panggung terang yang diinginkan.
Dia mengajar, bukan untuk gemerlap dunia,
Tapi untuk menyalakan bintang di hati.
Baca Juga: Peringati Hardikda, Guru di Aceh Tamiang Serentak Kenakan Pakaian Adat Melayu
Anak-anak, harapan yang terus berkembang,
Namun kenyataan seringkali tak seindah impian.
Sebatang pena dan buku, senjata seorang pejuang,
Namun tak cukup untuk mengubah nasib.
Dalam ruang gelap, suara tangis terhenti,
Sedih guru terkubur, tak bersuara.
Namun di sela-sela rintihan hati,
Terukir kebahagiaan melihat anak tumbuh bersinar.