Sejarah Aceh: Baba Daud Rumi alias Teungku Chik Di Leupu, Ulama Turki yang Menetap di Aceh

21 Desember 2021, 23:51 WIB
Lokasi sekitar pemakaman syeh baba daud rumi/foto Facebook johan pahlawan /

JURNALACEH- Baba Daud adalah seorang ulama Turki yang menetap di Aceh, meskipun sumber-sumber mengenai kelahiran dan kematiannya belum bisa terjangkau.

Kenyataan bahwa Baba Daud hidup antara pertengahan kedua abad ke-17 dan dekade pertama abad ke-18 adalah suatu hal yang sering dibicarakan.

Nama asli Baba Daud yang lebih banyak dikenal dengan panggilan Baba Rumi adalah Baba Daud Bin Ismail bin Agha Mustafa bin Agha Ali ar-Rumi.

Salah satu leluhurnya dipercayai telah sampai ke Aceh. Dan diyakini juga bahwa ibunya berasal dari Melayu berdasarkan sandaran pada nama Baba Daud, yaitu al-Jawi.

Jika kita ambil sebagai pertimbangan, gurunya Syeikh Abdurrauf as-Singkili hidup antara tahun 1615-1693 dan kembali ke Aceh setelah menyempurnakan pendidikannnya di Arab pada tahun 1661.

Baca Juga: Ingin Kulit Glowing Putih Bersih, Simak Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Baca Juga: HUT ke-1 Bapera Kota Langsa, Capai Ribuan Anggota dan Menjadi Contoh untuk BAPERA Lainnya

Maka besar kemungkinan bahwa Baba Daud hidup pada pertengahan kedua abad ke-17 dan permulaan abad ke-18.

Dalam halaman perkenalan Tafsir Baizawi disebutkan bahwa Baba Daud bernama lengkap Baba Daud Bin Ismail bin Agha Mustafa bin Agha Ali ar-Rumi.

Referensi lainnya menyebutkan tentang keberadaan beliau sebagai murid seorang ulama terkenal. Sebagaimana dikutip Jurnalaceh.com dari postingan akun Facebook Pahlawan Johan yang diunggah pada 21 Desember 2021.

Syeikh Abdurrauf as-Singkili bernama Manzarul Ajla Martabatil A'la yang ditulis oleh Syeikh Faqih Jalaluddin, salah seorang murid dari Baba Daud sendiri.

Baca Juga: Barang Antik Mesir Berupa Artefak Arkeologi yang Dijarah Israel Diserahkan Kembali

Mengenai keberadaan Baba Daud di Aceh, ada beberapa pendapat yang berbeda. Azra menyebutkan bahwa Baba Daud merupakan salah seorang tentara yang dikirim oleh pemerintahan Turki untuk melawan Portugis.

Berkenaan dengan hal ini, Abdullah Shagir, seorang tokoh Melayu modern, mengkritik ide tersebut dan menyajikan beberapa alternatif.

Salah satunya adalah suatu kemungkinan bahwa Syeikh Ismail ar-Rumi, seorang pemimpin tariqat Qadiriyyah, yang dikirim dari Turki ke Aceh adalah ayah dari Baba Daud.

Syeikh Baba Daud juga dikenal dengan panggilan Teungku Chik Di Leupu.

Panggilan ini diberikan kepada Baba Daud karena ia adalah seorang pendidik di sebuah Dayah yang didirikan oleh Syeikh Abdurrauf as-Singkili dan Baba Daud sendiri tinggal di Leupu, kecamatan Banda Aceh.

Baca Juga: Inilah Perbedaan Fisik Orang yang Memiliki Penyakit Hati

Syeikh Abdurrauf as-Singkili meminta Baba Daud untuk memimpin dayah tersebut. Baba Daud diakui sebagai seorang murid Abdurrauf as-Singkili yang terkemuka baik.

Dikarenakan partisipasinya dalam mendirikan dayah di Leupu juga karena kontribusinya dalam menterjemahkan tafsir Baizawi.

Disamping itu, Syeikh Abdurrauf as-Singkili memberikan al-quran yang ditulisnya dengan gaya kaligrafi istimewa untuk Baba Daud.

Baba Daud kemudian memberikannya kepada Haji Yahya, generasi pemimpin dayah selanjutnya.

Alquran tersebut dipegang dari generasi ke generasi. Dan akhir-akhir ini, dikatakan bahwa tulisan tersebut berada ditangan Teungku Abdul Aziz Ujong yang menetap di Peunayong.

Sesuai dengan pernyataann Ali Hasjmy bahwa ia pernah melihat langsung tulisan Syeikh Abdurrauf itu sendiri.

Drs. Mahmud Ika, salah seorang keturunan Syeikh Abdurrauf as-Singkili mengatakan bahwa ia memiliki satu fotokopinya dan ia juga menunjukkannya ketika penulis menemuinya.***

Editor: Yunita

Sumber: Facebook Johan Pahlawan

Tags

Terkini

Terpopuler