JURNALACEH.COM- Masjid Agung Baitul Ghafur bisa menjadi tujuan wisata religi yang mengesankan, jika sedang melintas atau singgah di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Masjid ini telah menjadi bangunan monumental di Kabupaten berjuluk Breuh Sigupai tersebut. Sehingga, kurang afdhal berkunjung ke Abdya jika tidak shalat atau sekedar selfi-selfi di salah satu destinasi wisata religi yang cukup populer alias viral di pantai barat selatan Aceh.
Tapi sebelum berkunjung, ketahui terlebih dahulu 6 fakta penting tentang Masjid Baitul Ghafur di Abdya berikut ini:
Baca Juga: Rekomendasi 5 Tempat Wisata di Jogja Dekat Malioboro yang Seru dan Murah
Dekat Dengan Pusat Kota
Jaraknya tidak sampai 2 kilometer dari simpang Ceurana, yang menjadi pusat ibu kota Kabupaten Abdya, yakni Blang Pidie. Di simpang ini ada sebuah tugu berbentuk tempat sirih pinang berwarna emas yang dalam bahasa Aceh disebut Ceurana.
Dari sana, anda hanya butuh waktu sekitar 5 menit jika mengendarai kendaraan bermotor. Anda juga bisa menempuhnya dengan berjalan kaki, tapi memakan waktu yang lebih lama sekitar 15 menit.
Perjalanan menuju Masjid Agung Baitul Ghafur akan melintasi jembatan Krueng Beukah. Sebuah jembatan besi yang menghubungkan antara Desa Meudang Ara dengan Desa Seunaloh.
Baca Juga: Rekomendasi 6 Tempat Wisata di Dieng Terbaru yang Rekomended untuk Dikunjungi
Dari atas jembatan ini, anda sudah bisa melihat kubah masjid berwarna emas dan menaranya yang tinggi menjulang. Posisinya ada di sebelah kiri, jika dari arah Blang Pidie.
Mengusung Kombinasi Desain Arsitektur Aceh dan Timur Tengah
Masjid yang berdiri di areal seluas 3 hektar ini mengadopsi kombinasi desain arsitektur Aceh dan Timur Tengah. Daya tampungnya mencapai 4.200 jamaah.
Masjid ini juga diketahui memiliki luas 4.800 meter persegi. Dilengkapi empat menara serta 12 pintu besar yang terbuat dari kuningan, mirip seperti pintu Masjid Nabawi di Kota Madinah, Arab Saudi.
Dilengkapi Fasilitas Balai Musafir Atau Guest House
Balai musafir atau guest house di komplek Masjid Agung Baitul Ghafur Abdya ini terpantau masih dalam tahap pengerjaan. Sehingga bangunan 2 lantai itu belum bisa digunakan.
Jika sudah selesai, bangunan ini bisa digunakan sebagai tempat penginapan para musafir atau tamu yang berkunjung ke Masjid ini.
Pusat Pendidikan Islam dan Keuangan Syariah
Di kompleks Masjid Baitul Ghafur juga terdapat lembaga pendidikan Islam, seperti taman kanak-kanak.
Baca Juga: 12 Tempat Wisata Jogja yang Terkenal dan Paling Hits
Ada pula kantor Baitul Mal dan Bank Gala di lantai dasar masjid. Seperti diketahui, Baitul Mal adalah lembaga resmi di Aceh yang bertugas mengumpulkan dan mengelola zakat dan wakaf. Sementara Bank Gala adalah lembaga keuangan mikro yang digagas oleh mantan Bupati Akmal Ibrahim untuk membantu permodalan petani.
Pekarangan Luas
Masjir Agung Baitul Ghafur memiliki pekarangan yang luas dilengkapi taman dan kolam air mancur. Banyak pengunjung memilih bersantai dan berdiskusi di pekarangan yang berlantaikan keramik, sembari menunggu waktu shalat tiba.
Pembangunannya Diinisiasi Sejak Bupati Definitif Abdya Pertama
Asal tahu saja, Masjid Agung Baitul Ghafur diinisiasi sejak bupati definitif Abdya pertama yakni Akmal Ibrahim. Mantan wartawan ini memimpin Abdya bersama wakilnya yakni Syamsurizal pada periode 2007-2012.
Namun di periode pertama, Akmal gagal menuntaskan pembangunan Masjid. Karena hingga masa jabatannya berakhir, hanya pondasi dan lantai basement yang terbangun.
Sepeninggalnya, masjid ini terbengkalai hingga berubah menjadi semak belukar. Karena pembangunannya terhenti ketika posisi Bupati Abdya dijabat oleh Jufri Hasanuddin.
Tahun 2018, saat Akmal kembali ke kursi Abdya 1 di periode kedua, ia melanjutkan pembangunan Masjid Agung Baitul Ghafur ini dengan guyuran dana puluhan milyar setiap tahunnya. Hingga akhirnya berhasil diresmikan bersama wakilnya Muslizar MT pada tahun 2020.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Tempat Wisata di Jombang yang Menarik untuk Dikunjungi
Atap Bocor, Plafon Rontok
Meskipun terbilang baru dan memakan biaya pembangunan yang tidak sedikit, Masjid Baitul Ghafur ternyata mulai mengalami kerusakan di sana-sini. Salah satu yang paling krusial adalah bocornya atap masjid hingga plafonnya rontok dan terkelupas.
Dalam beberapa momen, sejumlah ember besar disiagakan di dalam masjid untuk menampung guyuran air hujan. Yang menyedihkan, di beberapa sisi plafon mesjid mulai terkelupas bahkan rontok. Dikhawatirkan, material plafon ini menimpa jamaah ketika sedang shalat. Bangun masjid pakai duit rakyat, kok begini amat ya?***