Menilik kondisi ideal tersebut, Taufan berharap para pemangku kepentingan nasional saling bersinergi dalam penanganan pengungsi di Indonesia, khususnya di Aceh secara lebih baik dan humanis (perspektif HAM) serta mengakomodir praktik-praktik terbaik dalam adat dan kebudayaan masyarakat Aceh.
Baca Juga: Direktur PNL Negeri Tanda Tangani Kesepakatan Bersama Kajari Lhokseumawe
Seminar internasional ini diikuti oleh 200 orang peserta dari dalam dan luar negeri secara hybrid yakni daring dan luring.
Para peserta terdiri dari berbagai unsur di antaranya Satuan Kerja Pemerintah Aceh, Satuan Kerja Pemko/Pemkab, Akademisi, Panglima Laot dari Kabupaten/Kota di Aceh, CSO serta jurnalis.
Pembicara lainnya, yaitu Martin Jones (University of York), Usman Hamid (Amnesty Internasional, Yuyun Wahyuningrum (perwakilan Indonesia di AICHR), Suryatno (Asisten I Pemko Langsa), Alfadil (Yayasan Geutanyoe), dan Miftah Cut Adek (Sekjen Panglima Laot Aceh).
Baca Juga: Cek Singkatan Bahasa yang Belum Banyak Orang Tahu
Acara yang dibuka oleh Ketua Panitia Pelaksana Nasruddin dari Yayasan Geutanyoe ini juga dihadiri oleh Ketua DPRA Saiful Bahri, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh, dan Kantor Perwakilan Komnas HAM Provinsi Aceh yang diwakili oleh Ketua Tim Pemantauan Pengungsi Rohingya Komnas HAM Aceh Eka Azmiyadi, perwakilan Pangdam Iskandar Muda serta perwakilan dari Kapolda Aceh.