Sembilan Negara yang Menolak Palestina Menjadi Anggota Penuh PBB, Salah Satunya Negara Tetangga

- 11 Mei 2024, 20:00 WIB
Polisi di perbatasan Israel/(ANTARA FOTO/Xinhua/Nidal Eshtayeh/pras.)
Polisi di perbatasan Israel/(ANTARA FOTO/Xinhua/Nidal Eshtayeh/pras.) /

Pada pemungutan suara yang diadakan di Majelis Umum PBB, mayoritas negara anggota menegaskan dukungan mereka untuk resolusi yang mendorong penerimaan Palestina menjadi anggota penuh PBB. Dukungan yang kuat ini mencerminkan sentimen global yang tumbuh tentang pentingnya mengakhiri konflik Israel-Palestina melalui dialog dan diplomasi.

Namun, penolakan sembilan negara yakni negara Argentina, Ceko, Hungaria, Israel, Mikronesia, Nauru, Palau, Papua Nugini, dan Amerika Serikat menyoroti ketegangan dalam komunitas internasional tentang cara menangani konflik tersebut.

Israel, yang menolak klaim Palestina atas kemerdekaan dan anggota penuh PBB, menganggap langkah tersebut sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya. Amerika Serikat, sejak lama menjadi sekutu Israel, telah memainkan peran kunci dalam menentang upaya Palestina untuk mendapatkan pengakuan internasional.

Implikasi Politik

Keputusan tersebut memiliki konsekuensi politik yang luas. Bagi Palestina, dukungan mayoritas menunjukkan solidaritas global dengan aspirasi mereka untuk mendapatkan pengakuan internasional dan kemerdekaan. Namun, masih ada tantangan besar yang harus diatasi, terutama dengan penolakan keras Israel dan dukungan kuat dari Amerika Serikat.

Baca Juga: Pengajian Ekspose Kemanusiaan Gaza, Fatma Alghusain: Israel Ingin Menguasai Tanah Palestina

Bagi Israel, penolakan terhadap upaya Palestina untuk mendapatkan status anggota penuh PBB dianggap sebagai langkah yang diperlukan untuk menjaga keamanan nasional mereka. Mereka percaya bahwa negosiasi langsung antara Israel dan Palestina, tanpa campur tangan pihak ketiga, adalah satu-satunya jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan.

Dampak Kemanusiaan

Di balik retorika politik dan keprihatinannya, kita tidak boleh menyesali dampak kemanusiaan yang terus mencerahkan rakyat Palestina. Puluhan tahun konflik telah mengakibatkan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya, ratusan ribu warga Palestina menjadi pengungsi dan mengalami kesulitan akses ke air bersih, makanan, dan layanan kesehatan yang memadai.

Pemungutan suara di Majelis Umum PBB menunjukkan bahwa dunia tidak boleh mengabaikan derita rakyat Palestina. Mereka berhak atas keadilan, keamanan, dan kemerdekaan, seperti halnya semua orang di dunia ini.

Halaman:

Editor: Fauzi Jurnal Aceh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah