Ajak Nelayan Bikin Koperasi, Menkop UKM Teten: Memudahkan Akses Modal dan Pemasaran

19 Juli 2022, 17:15 WIB
Ketua KNTI M Riza Damanik bersama Menteri BUMN Erick Thohi dan Menkop UKM Teten Masduki saat berdialog dengn nelayan KNTI, di Gedung SMESCO, Jakarta, Selasa 19 Juli 2022 /Tim Jurnal Aceh 03/

JURNALACEH.COM - Banyak cerita sukses nelayan maupun di dalam dan luar negeri yang berkoperasi. Karena itu pemerintah menggenjot korporatisasi, khususnya nelayan.

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengan (Menkop UKM) Teten Masduki mengajak nelayan kecil yang tergabung dalam Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) untuk berkoperasi. Ia meyakinkan bahwa, koperasi bisa bikin nelayan naik kelas.

Menurutnya banyak keuntungan yang akan diperoleh oleh nelayan tradisional jika berkoperasi. Diantaranya, nelayan yang terdata di koperasi akan lebih mudah mendapatkan akses pendanaan termasuk bantuan pemerintah.

Baca Juga: KNTI: 60 Persen Biaya Melaut Habis Untuk Solar, Erick: Pak Jokowi Minta Solar Nelayan Tak Naik

Selain itu, koperasi bisa membantu untuk membeli dan memasarkan hasil tangkapan nelayan. Kemudian pemerintah lebih dimudahkan, karena nelayan tergabung secara kolektif di bawah payung hukum.

"Kita tidak mungkin mengaddress satu-persatu. Untuk naik kelas itu harus gabung dalam koperasi," kata Teten saat menjadi pembicara dalam Musyawarah Nasional (Munas) ke IV Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) di Gedung SMESCO Indonesia, Selasa,19 Juli 2022.

Ia mencontohkan Norwegia, sebagai salah satu negara yang disebut berhasil mengelola sektor perikanannya dengan baik. Bahkan bisa lebih maju dari industri minyak dan gas (Migas).

"Norwegia itu pendapatannya bukan lagi dari migas dan kesehatan tapi dari budidaya ikan salmon," ceritanya.

Baca Juga: Puan Ajak Pemuda Jadi Agen Pembangungan dengan Terlibat di Bidang Politik

Di Indonesia ia mencontohkan kisah sukses Koperasi Minosaroyo di Cilacap yang mampu mengelola penyediaan BBM hingga Tempat Pelelangan Ikan (TPI) nelayan. Dengan koperasi, nelayan lebih mudah terakses pembiayaan bank, pasar dan inovasi.

"Hal yang sama dilakukan nelayan di Jepang, mereka bahkan bisa menjadi pemain utama perikanan dunia," tandasnya.

Di sektor pertanian, program korporatisasi petani berbasis koperasi juga digencarkan. Seperti koperasi 1000 petani pisang berlahan sempit di Tenggamus (Lampung). Begitu juga dengan para petani sayur di Ciwidey, Bandung yang tergabung dalam Koperasi Pondok Pesantren Al Ittifaq.

Baca Juga: Wali Nanggroe Aceh Harap Penerapan Zakat Sebagai Pengurang Pajak Segera Direalisasikan

Pihaknya juga tengah menggodok koperasi untuk perkebunan sawit rakyat. Agar harga tandan buah segar (TBS) tidak anjlok. Yakni dengan membangun pabrik kelapa sawit (PKS) mini

"Yang biasanya susah menjual TBS-nya, karena ke pabrik jauh. Sekarang setiap seribu hektar bikin CPO mini dan bisa bikin minyak goreng," pungkasnya.

Selain Teten, Munas organisasi nelayan tradisional yang dikomandoi M Riza Damanik ini turut dihadiri oleh Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial KLHK Catur Endah Prasetiani P dan Dirjen Perikanan Tangkap KKP Dr Muhammad Zaini. ***

Editor: Ade Alkausar

Terkini

Terpopuler