Network
JurnalAceh.com - Hingga saat ini, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) belum memutuskan siapa calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres) yang akan dijagokan. Salah satu petingginya bilang, masih menunggu arahan presiden Jokowi.
Ada banyak tafsir di balik sikap KIB saat ini. Pertama, kata pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio sikap KIB yang masih menunggu arahan Jokowi-Ma'ruf dalam menentukan capres, bisa ditafsirkan bahwa capresnya belum tentu Airlangga Hartarto, Ketum Golkar.
"Walaupun pak Airlangga partai yang terbesar di situ. Jadi jangan kege-eran juga Airlangga KIB bakal dorong dia," kata Hendri Satrio lewat pesan suara.
Baca Juga: Ini 3 Fokus Pemerintah Cegah Ancaman Krisis Pangan
"Terus kemudian, semakin terbukti prediksi saya di awal bahwa koalisi ini memang ada aroma istananya. Dan mungkin juga menjadi koalisi penyelamat Ganjar nantinya," sambungnya.
Yang jadi masalah, jika hasil istikharah KIB capresnya bukan dari salah satu parpol. Lalu arahan atau instruksi dari Jokowi tidak kunjung datang.
"Sangat mungkin KIB ini bubar di tengah jalan. Dan bisa mendukung masing-masing capres. Ya Golkar asik dengan Airlangganya, PAN mungkin pak Zulhas atau Erick Thohir, sementara PPP sangat mungkin bersama Anies Baswedan," tandasnya.
Baca Juga: Dikritik Pakar Hingga Komika, RKUHP Dinilai Masih Muat Pasal Zombie
Lalu siapa yang mengatakan KIB masih harus istkharah dan menunggu arahan Jokowi?
Adalah Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani yang bilang demikian. Mula-mula KIB kata dia, masih istikharah.
