Pakaian ini memiliki sulaman benang emas dari leher hingga dada dan ujung lengan. Sulaman adalah pola sulur bunga dan daun. Misalnya, Seumanga (Iran), Bungong Geulima (Delima), Seuleupok (Temtai), Keupula (Jubah Bunga), Kundo, Pucok Reubong (Tumpal). Bordir dengan motif binatang jarang terjadi.
Ada begitu banyak makna yang berbeda dari motif bordir sehingga tidak mungkin untuk mengungkapkan semuanya. Misalnya motif Pucok Reubong (Tumpal) yang memiliki makna kesuburan dan kesetiakawanan. Mereka yang memakai pakaian bercorak diharapkan Allah SWT Mensejahteraka dalam hal pangan dan keturunan.
Kerah baju Meukeusah mirip dengan kerah cheongsam. Pakaian adat Aceh sangat dipengaruhi oleh budaya Islam dan Melayu, namun pakaian ini juga secara intrinsik terkait dengan pengaruh budaya Tionghoa yang sampai di Aceh.
Baca Juga: Apakah TV Tabung Bisa Menonton Siaran TV Digital? Simak Penjelasan Berikut
Kerah tersebut diadopsi oleh para desainer kostum Aceh karena terinspirasi dari kerah orang Tionghoa yang merantau di Aceh sebagai pedagang dari negeri tirai bambu.
- Sileuweu
Celana Sileuweu adalah setelan bawah Meukeusah dari set Linto Baro. Seperti atasan, celana ini berwarna hitam namun berbahan katun. Bentuknya memanjang ke bawah dan dilengkapi bordir emas. Celana ini juga biasa disebut Celana Musang Luwak.
- Sarung
Setelah mengenakan celana panjang, laki-laki Aceh memakai sarung yang terbuat dari kain songket agar pemakainya lebih mencolok. Sarung dikenakan di sekitar pinggang dan tingginya sekitar 10 cm di atas lutut. Salon tersebut juga sering disebut dengan nama lain seperti Ija Kroeng, Ija Lamgap dan Ija Songket
- Meukeutop