Arti dan Sejarah Munculnya Kalimat 'All Eyes on Rafah’, Story Instagram Viral dan Serangan Brutal ke Rafah

- 31 Mei 2024, 18:40 WIB
Warga dunia turut bergabung dalam gerakan global via media sosial dengan tagar dan template #AllEyesOnRafah untuk mendukung warga Gaza yang diserbu militer Israel secara brutal. (Instagram)
Warga dunia turut bergabung dalam gerakan global via media sosial dengan tagar dan template #AllEyesOnRafah untuk mendukung warga Gaza yang diserbu militer Israel secara brutal. (Instagram) /

JURNALACEH.COM - Sebuah gambar yang sederhana namun memikat, dengan tulisan 'All Eyes on Rafah (Semua mata tertuju pada Rafah)' tengah menjadi pusat perhatian di platform Instagram. Gambar tersebut, dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI), telah menjadi simbol yang dominan dalam tren yang mengalir di media sosial, menyoroti aksi genosida yang dilakukan oleh Israel penjajah di Gaza.

Konten tersebut muncul dalam periode yang peka, sehari setelah serangan mematikan Israel penjajah di Rafah, Gaza. Tindakan ini, yang telah mengakibatkan puluhan korban jiwa dan kehancuran yang meluas, menandai titik klimaks dari konflik yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di wilayah tersebut.

Arti dan Sejarah Munculnya Kalimat 'All Eyes on Rafah’

Penggunaan frasa 'All Eyes on Rafah' bukanlah kebetulan. Rafah, sebuah kota yang terletak di ujung selatan Jalur Gaza dekat perbatasan dengan Mesir, telah menjadi pusat dari konflik yang sedang berlangsung. Seiring dimulainya genosida oleh Israel penjajah, warga Palestina di Gaza terpaksa mengungsi ke Rafah dalam upaya mencari perlindungan.

Pada bulan Februari 2024, situasi telah mencapai titik kritis ketika sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza telah terpaksa meninggalkan rumah mereka. Israel penjajah mengklaim keberadaan empat brigade Hamas di Rafah sebagai alasan untuk melancarkan serangan, tindakan yang menuai kecaman keras dari komunitas internasional.

Baca Juga: Australia Kecam Serangan Israel di Rafah, Minta Hentikan Serang Palestina

Apa yang Terjadi di Rafah?

Serangan-serangan brutal terhadap Rafah tidak berhenti, bahkan setelah desakan dari Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan aksi-aksi agresi tersebut. Pada tanggal 26 Mei 2024, hanya dua hari setelah putusan ICJ, serangan pembantaian kembali terjadi di Rafah barat, mengakibatkan kematian sedikitnya 45 orang di wilayah al-Mawasi.

Serangan-serangan yang bertubi-tubi juga melanda kamp-kamp pengungsian, dengan korban termasuk perempuan dan anak-anak. Dengan serangan udara yang terus berlanjut, total korban jiwa di Gaza terus bertambah, mencapai angka yang mengkhawatirkan.

Gambar 'All Eyes on Rafah'

Halaman:

Editor: Fauzi Jurnal Aceh


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah