Unik! 11 Tradisi Idul Adha Berbagai Daerah di Indonesia yang Berjalan Tiap Tahunnya

- 16 Juni 2024, 14:39 WIB
Ilustrasi hari Raya Idul Adha/freepik.com/@freepik
Ilustrasi hari Raya Idul Adha/freepik.com/@freepik /

JURNALACEH.COM - Idul Adha merupakan momen penting bagi umat Muslim di Indonesia, terutama bagi mereka yang tidak melaksanakan ibadah haji. Hari raya ini menjadi waktu yang tepat untuk menumbuhkan kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.

Salah satu kegiatan yang identik dengan Idul Adha adalah penyembelihan hewan kurban, seperti sapi, kambing, atau domba, yang dagingnya kemudian dibagikan kepada mereka yang membutuhkan.

Selain itu, beberapa daerah di Indonesia memiliki tradisi unik yang hanya dilakukan saat Idul Adha. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

1. Meugang di Aceh

Meugang, atau Makmeugang, adalah tradisi masyarakat Aceh yang dilakukan menjelang hari besar keagamaan. Tradisi ini sudah ada sejak masa Kerajaan Aceh, di mana hewan dipotong dan dagingnya dibagikan secara gratis sebagai bentuk syukur atas kemakmuran.

2. Apitan di Semarang

Di Semarang, tradisi Apitan dirayakan saat Idul Adha sebagai bentuk syukur atas rezeki dari Tuhan, terutama hasil bumi. Tradisi ini melibatkan pawai hasil pertanian dan ternak yang diakhiri dengan perebutan hasil tani tersebut oleh masyarakat.

3. Grebeg Gunungan di Yogyakarta

Grebeg Gunungan adalah tradisi masyarakat Yogyakarta yang mengarak hasil bumi dari Keraton ke Masjid Gede Kauman. Tradisi ini diadakan pada setiap hari besar agama Islam, termasuk Idul Adha.

4. Manten Sapi di Pasuruan

Di Pasuruan, terdapat tradisi Manten Sapi, di mana sapi yang akan disembelih didandani seperti pengantin. Setelah dihias, sapi diarak menuju masjid setempat dan diserahkan kepada panitia kurban.

5. Gamelan Sekaten di Cirebon

Gamelan Sekaten dimainkan di Cirebon pada perayaan hari besar Islam, termasuk Idul Adha. Alunan musik gamelan terdengar di sekitar Keraton Kasepuhan Cirebon, menandakan perayaan hari besar tersebut.

6. Mepe Kasur di Banyuwangi

Di Banyuwangi, tradisi Mepe Kasur dilakukan oleh suku Osing. Pada hari tersebut, warga menjemur kasur berwarna hitam dan merah di depan rumah sebagai simbol penolakan bala dan menjaga keharmonisan rumah tangga.

Halaman:

Editor: Cut Ricky Firsta Rijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah