Serangan Israel Penjajah Saat Masyarakat Sedang Beribadah di Masjis Al- Aqsa adalah Bukti Islamofobia

- 18 Juni 2024, 11:51 WIB
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerja Sama Internasional Prof Sudarnoto /Dok/MUI

JURNALACEH.COM - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Profesor Sudarnoto Abdul Hakim, menyatakan bahwa serangan Israel terhadap umat Islam yang beribadah di Masjid Al Aqsa Palestina didasari oleh kebencian terhadap Islam (islamofobia).

"Dengan serangkaian serangan Israel yang ditujukan kepada umat Islam yang akan dan sedang beribadah di Masjid Al Aqsa, maka wajar jika dikatakan bahwa serangan Israel dilatarbelakangi oleh kebencian terhadap Islam dan umat Islam (islamofobia)," kata Profesor Sudarnoto Abdul Hakim dalam keterangannya di Jakarta, Senin, sebagaimana dilaporkan oleh Antaranews.com Aceh.

Ia menyebut adanya kombinasi sistemik antara Zionisme, rasisme, islamofobia, dan imperialisme yang didukung oleh kekuatan imperialistik Amerika di balik serangan Israel.

"Ini sangat berbahaya bagi siapa pun di seluruh dunia. Jadi itu adalah musuh bersama kita, musuh kemanusiaan," ujar Profesor Sudarnoto.

Sudarnoto menegaskan bahwa tindakan teroris rezim Zionis Israel telah melampaui batas dan semakin jelas bahwa mereka tidak akan pernah menghormati hukum internasional.

"Serta dokumen penting ICJ (Mahkamah Internasional), proses persidangan ICC (Mahkamah Pidana Internasional) serta seluruh perjanjian dan resolusi PBB," tambahnya.

Ia menekankan bahwa usulan gencatan senjata permanen terbaru tidak didengarkan oleh Israel, sehingga tidak ada jaminan keamanan bagi warga Palestina di Gaza atau Tepi Barat.

"Kerusuhan, penyerangan dan genosida terus berlanjut dan jumlah korban terus meningkat," kata Profesor Sudarnoto.

Ia menyerukan agar berbagai serangan Israel segera dihentikan melalui langkah-langkah militer untuk melengkapi upaya politik, diplomatik, boikot ekonomi, kemanusiaan, dan tekanan publik yang telah dan terus dilakukan.

Halaman:

Editor: Cut Ricky Firsta Rijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah