Gadget Berdampak Buruk, Batasi Gadget terhadap Anak

- 27 November 2021, 12:35 WIB
 Ilustrasi anak-anak. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mengungkap satu dari tiga anak Indonesia alami anemia, cara mencegahnya adalah memenuhi asupan gizi. /Pixabay/Bessi
Ilustrasi anak-anak. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 mengungkap satu dari tiga anak Indonesia alami anemia, cara mencegahnya adalah memenuhi asupan gizi. /Pixabay/Bessi /

JURNALACEH PRMN - Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang artinya perangkat elektronik kecil.

Gedget memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa Indonesia, gadget disebut sebagai “acang”. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik lainnya adalah unsur “kebaruan”.

Bahaya penggunaan gadget pada anak dapat meningkatkan risiko depresi, gangguan kecemasan, kurang atensi, autisme, kelainan bipolar, psikosis, dan perilaku bermasalah lainnya.

Baca Juga: Penyebab Utama Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Konten di media yang bisa diakses anak, dapat menimbulkan sifat agresif pada anak. Kerusakan yang diakibatkan di antaranya adalah paparan layar gadget yang merusak otak anak hingga akibat pada tumbuh kembang otak pada anak.

Harus diakui jika interaksi sosial anak saat ini mengalami penurunan lantaran disibukkan dengan smartphone yang tengah menjamur di era digital.

Psikolog Klinis Fungsional RSUP Dr. Sardjito Indria Laksmi Gamayanti mengatakan bahwa kemampuan berempati dan bersosialisasi anak perlu diasah untuk meminimalisir dampak negatif dari digitalisasi, sebagaimana dimuat dalam artikel yang diterbitkan oleh Pikiran rakyat dengan judul ” Gadget Berdampak Buruk, Psikolog Sarankan Orang Tua Ajak Anak Melakukan Aktivitas Luar Ruangan,”.

Menurutnya, digitalisasi di masa pandemi menjadikan pertemuan tatap muka sebagai sesuatu kelaziman, sehingga orang menjadi lebih nyaman dengan situasi yang serba bisa digital dan tidak mengharuskan bertemu secara langsung dengan orang lain.

“Hal yang paling sederhana keterampilan orang untuk bersosialisasi bisa menjadi berkurang. Kalau ini (terjadi) sejak kecil, dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan berempati dan bersosialisasi,” katanya.

Halaman:

Editor: Mursidah, SE.

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x