Tidak Sepadan di Bursa Tenaga Kerja, yang Seharusnya Lulusan D4, Diisi S1

- 16 Desember 2021, 14:53 WIB
Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, dalam webinar Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana Terapan, Selasa, 14 Desember 2021. /Pikiran Rakyat/Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, dalam webinar Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana Terapan, Selasa, 14 Desember 2021.
Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, dalam webinar Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana Terapan, Selasa, 14 Desember 2021. /Pikiran Rakyat/Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, dalam webinar Peningkatan Program Diploma Tiga Menjadi Sarjana Terapan, Selasa, 14 Desember 2021. /Muhammad Ashari

 


JURNALACEH PRMN - Jenjang S1 dan D4 sama-sama diselesaikan dengan waktu normal selama lebih kurang 4 tahun.

S1 adalah program sarjana, yang termasuk dalam jalur akademik. D4 adalah program sarjana terapan, yang termasuk dalam jalur pendidikan vokasional atau proses pembelajaran yang dilakukan agar peserta didik mampu mengembangkan dan mengeksplorasi seluruh potensi yang ada sehingga peserta didik siap untuk bekerja dengan kompetensi yang dimiliki sesuai bidangnya.

Tetapi perbedaan nyata program studi tergantung kepada desain kurikulumnya, walau pemerintah menerbitkan aturan penamaan yang dapat membedakan program studi S1 dan D4.

Baca Juga: Model Contextual Teaching and Learning(CTL), Salah Satu konsep Belajar Alamiah

Baca Juga: Hadiri Upacara HUT PGRI ke-76 Saifullah, SE Sampaikan Amanat Kemendikbud Ristek RI

Baca Juga: Warga Bina Pemasyarakatan Lapas Narkotika Langsa II B, Antusias Mengikuti Kegiatan PKBM Nusantara Bersatu

Ada ketidaksepadanan dalam komposisi sarjana terapan (Diploma 4/D4) dengan S1 di pasar tenaga kerja Indonesia. 

Komposisi lulusan S1 yang lebih besar acapkali mengambil porsi pekerjaan yang seharusnya cocok untuk diploma 4. 

Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Henri Tambunan menyebutkan, berdasarkan Pangkalan Data Dikti per 10 Oktober 2021, persentase S1 berada di kisaran 84%, kemudian D4 sebesar 2%, dan D3 sebesar 13,31%. 

Dari komposisi tersebut, menurutnya, tercermin adanya ketidakseimbangan antara jumlah sarjana terapan (D4) dengan jenis kesarjanaan lainnya. 

''Berdasarkan ketidaksepadanan tenaga kerja berlatar belakang D4 dengan S1, mengakibatkan banyak kebutuhan jabatan atau pekerjaan yang seharusnya menjadi porsi lulusan D4, akhirnya diisi oleh S1 atau sarjana akademik karena proporsinya besar sekali, hampir 85%,'' tuturnya dalam webinar bertajuk peningkatan program D3 menjadi Sarjana Terapan, Selasa, 14 Desember 2021. 

Rabu, 15 Desember 2021 sebagaimana dimuat dalam artikel yang diterbitkan pikiran-rakyat.com sebelumnya dengan judul ''Belum Sepadan di Bursa Tenaga Kerja, Porsi Lulusan D4 Kerap Diambil oleh S1''.

Demikian juga lapangan pekerjaan yang seharusnya cukup diisi lulusan D2, namun banyak diisi lulusan D3. ''Ketidaksepadanan program D2 dan sarjana terapan, akan berdampak kepada persepsi dunia kerja terhadap lulusan vokasi,'' tuturnya. 

Menurutnya, Ditjen Vokasi sangat memberikan perhatian khusus terhadap pengembangan pendidikan vokasi di Indonesia. Saat ini arah kebijakan vokasi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan industri. 

''Oleh karena itu, ciri vokasi kini adalah link and match dengan dunia usaha-dunia industri dengan project based learning sebagai implementasi,'' ujarnya. 

Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto mengatakan, pihaknya mendorong program studi D3 untuk ditingkatkan menjadi D4 atau sarjana terapan. Menurutnya D4 lebih menguntungkan dibandingkan D3. 

Namun demikian, dalam transformasi ke D4, perlu diperhatikan pula peningkatan kualitasnya. Ia memastikan akan ada pengawasan Badan Akreditasi Nasional PT terhadap PT yang melakukan peningkatan dari D3 ke D4. 

Selain itu, menurutnya, ada risiko akreditasi pada awalnya bisa turun karena beberapa hal ketika melakukan peningkatan ke diploma 4. ''Karena mahasiswanya masih sedikit, masih dianggap prodi baru, meski sebelumnya sudah mempunyai beberapa aspek lain. Sebenarnya ini merupakan suatu keuntungan, daripada bikin prodi baru,'' katanya. 

Diberitakan sebelumnya, terkait peningkatan prodi D3 menjadi D4, terdapat dana kompetitif yang bisa digunakan. Selain itu, ketentuan lainnya, prodi D3 yang ditingkatkan memiliki akreditasi minimum B/baik sekali, telah menyusun instrumen pengusulan peningkatan Prodi D3 menjadi sarjana terapan, serta mendapatkan izin penyelenggaraan Sarjana Terapan (D4) dari Kemendikbudristek.***(Muhammad Ashari /pikiran-rakyat)

Editor: Erliandy, ST.

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x