Network
JURNALACEH.COM - Israel resmi tutup jaringan TV Al Jazeera. Pada hari Minggu, tanggal 5 Mei, jaringan TV Al Jazeera berhenti mengudara di Israel menyusul keputusan Kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menangguhkan lembaga penyiaran tersebut.
Keputusan ini datang setelah adanya undang-undang baru, yang disebut sebagai "Undang-Undang Al Jazeera," yang disahkan oleh Knesset Israel untuk mengizinkan penutupan lembaga penyiaran asing yang dianggap menimbulkan ancaman terhadap keamanan nasional di tengah konflik Israel-Hamas di Gaza.
Sejarah Singkat
Dalam pemandangan panorama media global, Media Al Jazeera telah menjadi pusat perhatian yang tak terbantahkan. Dengan cakupan globalnya yang luas dan pendekatannya yang seringkali mendalam terhadap berbagai isu, jaringan berita Qatar ini telah membangun reputasi yang kuat dalam dunia jurnalisme.
Baca Juga: Amerika Serikat Putuskan Tidak Akan Bantu Israel yang Berkonflik Dengan Iran, Ini Alasannya!
Al Jazeera didirikan pada tahun 1996 dengan misi untuk memberikan perspektif Timur Tengah yang berbeda dalam liputan internasional.
Berbeda dengan banyak jaringan lain yang dipimpin oleh negara-negara Barat, Al Jazeera membawa pandangan dari wilayah itu sendiri, memberikan sudut pandang yang berbeda dan seringkali lebih dekat dengan sumbernya. Itu membuatnya menjadi sumber informasi yang berharga bagi jutaan pemirsa di seluruh dunia.
Salah satu hal yang membedakan Al Jazeera adalah pendekatannya yang inovatif dalam melaporkan berita. Mereka sering kali menjadi yang pertama melaporkan berita dari wilayah-wilayah yang sulit dijangkau oleh jaringan media lainnya.
Baca Juga: Mengerikan! Konflik Antara Iran dan Israel Dapat Picu Terjadinya Perang Dunia Ke-3, Bernarkah?
Ini termasuk liputan mereka tentang Konflik Israel-Palestina, Revolusi Arab, dan konflik di Suriah. Dengan koresponden di hampir setiap negara di dunia, Al Jazeera memiliki keunggulan dalam memberikan liputan langsung dan mendalam tentang peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.
