JokPro 2024 Usul Jokowi Lawan Kotak Kosong, untuk Cegah Polarisasi

30 Juni 2022, 15:04 WIB
Komunitas JOKPRO /Foto: Vidi/Vox Timor

JURNALACEH.COM - Banyaknya responden dalam survei Litbang Kompas yang khawatir terjadinya polarisasi di Pemilu 2024, ditangkap oleh komunitas JokPro 2024 sebagai peluang. Sosok yang dijagokan, yakni bisa diusulkan melawan kotak kosong.

Seperti diketahui, ada 70 persen publik khawatir polarisasi kembali terjadi di Pilpres 2024. Hal ini terungkap dalam hasil survei Litbang Kompas pada akhir Mei 2022 lalu.

Sekretaris Jenderal Jokpro 2024 Timothy Ivan Triyono mengaku tidak terkejut dengan hasil survei Litbang Kompas tersebut.

Baca Juga: Warga Muhammadiyah Dilarang Potong Kuku dan Rambut Mulai Hari Ini, ini Dasar Hukumnya

Bagi dirinya, hasil survei yang disampaikan peneliti Litbang Kompas ini mengaminkan kekhawatiran yang selama ini digaungkan oleh Jokpro 2024.

“Jokpro 2024 kan selalu menyampaikan bahwa polarisasi ekstrem itu sangat bahaya dan pasti akan berlanjut di Pilpres 2024 jika tidak ada solusi yang bisa menghentikan keterbelahan itu,” ujar Timothy.

Ia mengaku punya solusi untuk menghentikan polarisasi tersebut. Yakni dengan cara kembali menunjuk Presiden Jokowi  sebagai presiden untuk yang ketiga kalinya dengan melawan kotak kosong.

Baca Juga: [BREAKING NEWS] Hari Raya Idul Adha Jatuh Pada Tanggal 10 Juli Versi PBNU, Beda dengan Muhammadiyah

“Bagi kami satu-satunya solusi untuk menghentikan polarisasi itu ya Pak Jokowi harus menjabat lagi sebagai presiden di periode ketiganya," lanjutnya.

"Kalau Pak Jokowi diberi kesempatan nyapres lagi di 2024 melawan kotak kosong, maka polarisasi itu akan terhindarkan. Karena apa ya kan kotak kosong tidak bisa dilabeli calon islam atau calon komunis, kotak kosong itu tidak bisa berpidato,” tambahnya.

Ia mengatakan bahwa cukup sulit mempercayai elit politik yang berjanji akan menghentikan penggunaan politik identitas dalam pesta demokrasi. Terlebih menurutnya, pihak yang memulai keterbelahan di masyarakat itu mengatasnamakan agama dan identitas tertentu demi memenangkan kontestasi.

Baca Juga: Golkar Puji Konsep dan Anggaran di Era Bupati Akmal, Tapi...

Ia berharap lembaga survei dapat mulai menanyakan tentang Jokowi 3 periode kepada masyarakat.

“Kami sangat menghormati dan menghargai teman-teman lembagai survei. Tapi ya tolong pertanyaannya jangan berhenti sampai pada pertanyaan puas atau tidak dengan kinerja Pak Jokowi. Kalau bisa dilanjutkan dengan pertanyaan ‘kalau puas dan amandemen konstitusi bisa dilakukan, setuju ga Pak Jokowi menjabat presiden 3 periode?’ kalau bisa sih begitu ya. Agar apa, agar elite dapat mendengar dan tahu bahwa masih banyak masyarakat yang ingin Pak Jokowi memimpin kembali di 2024,” pungkasnya.***

Editor: Ade Alkausar

Terkini

Terpopuler