Teks Khutbah Jumat Maulid Nabi singkat Padat, Tentang Kewajiban Mencintai Rasulullah SAW

- 26 Oktober 2022, 13:49 WIB
 Ilustrasi teks khutbah Jumat edisi 28 Oktober 2022 tentang mempersiapkan bekal sebelum kematian.
Ilustrasi teks khutbah Jumat edisi 28 Oktober 2022 tentang mempersiapkan bekal sebelum kematian. //Pexels.com/Pixabay

maka aku mengetahui bahwa Engkau tidak akan menyandarkan kepada nama-Mu kecuali makhluk yang paling engkau cintai (HR al-Hakim).

Saudara-saudaraku para pencinta Muhammad,

Allah ta’ala telah memuliakan para sahabat Rasulullah untuk menemani Nabi, melihat Nabi, mendengarkan perkataan Nabi dan melihat berbagai keadaan Nabi. Dengan itu, hati mereka dipenuhi dengan kecintaan kepada Nabi. Sehingga Nabi lebih mereka cintai dari orang tua mereka, anak-anak mereka, bahkan dari diri mereka sendiri.

Suatu ketika saat perang Uhud usai, salah seorang perempuan dari kaum Anshar mendengar isu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam gugur di medan perang. Perempuan ini pun keluar dari Madinah untuk menyambut pasukan kaum muslimin yang tengah berjalan pulang ke Madinah. Ternyata perempuan tersebut disambut dengan berita tewasnya ayah, anak, suami, dan saudara laki-lakinya di medan perang. Perempuan tersebut terus melewati pasukan kaum muslimin hingga barisan paling belakang. Mereka berkata kepadanya: Ayahmu, suamimu, saudara laki-lakimu, anakmu, semuanya gugur. Perempuan itu tidak mempedulikan berita itu. Ia terus bertanya: Apa yang menimpa Rasulullah? Mereka berkata kepadanya: Beliau ada di hadapanmu. Ketika perempuan itu telah sampai di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia pun memegang salah satu ujung dari pakaian Nabi seraya berkata: Sungguh wahai Rasulullah, aku tidak peduli apapun yang terjadi selama engkau selamat dari mara bahaya (Disebutkan dalam Hilyah al-Auliya’, Shifah ash-Shafwah, dan lain-lain).

Baca Juga: Kisah Singkat Kelahiran Nabi Muhammad SAW, Cocok untuk Materi Lomba Pidato Tingkat Sekolah

Saudara-saudaraku para perindu Rasulullah,

Dalam kesempatan lain, dalam suatu peperangan Abu Thalhah al-Anshari tengah melempar anak panah ke arah kaum musyrikin. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kepalanya dari belakang Abu Thalhah untuk melihat ke manakah anak panah tersebut jatuh mengenai sasarannya. Melihat itu, Abu Thalhah melonjak dengan dadanya untuk melindungi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata: Wahai Nabi Allah, janganlah engkau mengangkat kepala dan melongok ke atas, jangan sampai engkau terkena salah satu anak panah mereka, biarlah leherku ini melindungi lehermu ya Rasulallah (HR Muslim dan Ibnu Hibban).

Kaum Muslimin rahimakumullah,

Sahabat lain, Zaid bin ad-Datsinah radliyallahu ‘anhu suatu ketika tertangkap oleh sebagian kaum Musyrikin Quraisy. Mereka hendak membunuhnya untuk membalas dendam atas terbunuhnya kawan-kawan mereka dalam perang Badr. Abu Sufyan bin Harb berkata kepada Zaid: Demi Allah wahai Zaid, apakah kamu menginginkan Muhammad tertangkap oleh kami dan sekarang berada di posisimu? Kami penggal lehernya sedangkan engkau berada di tengah-tengah keluargamu?

Zaid dengan tegas menjawab: Demi Allah, aku tidak menginginkan Muhammad ada di posisiku dan terkena duri yang menyakitinya, sedangkan aku duduk-duduk di tengah keluargaku. Abu Sufyan pun menimpali: Aku tidak pernah melihat seseorang mencintai orang lain sedalam dan sehebat cinta para sahabat Muhammad kepada Muhammad (Dituturkan dalam ‘Uyun al-Atsar, asy-Syifa, dan lain-lain).

Halaman:

Editor: Farhan Nurhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah