Tradisi Sekaten dalam Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Yogyakarta

- 27 Oktober 2022, 09:15 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Pixabay

JURNALACEH.COM- Sekaten ialah tradisi budaya Jawa yang biasanya dilakukan oleh masyarakat tertentu, seperti melakukan ritual memandikan benda-benda pusaka.

Hal tersebut juga dilakukan oleh masyarakat Provinsi Yokyakarta, memandikan Benda-benda pusaka seperti keris, tombak atau barang pusaka lainnya tersebut dimandikan dengan air yang sudah di racik dengan ramuan bunga tujuh warna yang kemudian air bekas ‘memandikan’ benda-benda pusaka tersebut bisa diambil.

Sebagian masyarakat meyakini bahwa air tersebut mengandung berbagai macam khasiat dan berguna untuk berbagai keperluan dan keberkahan.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Tentang Mewujudkan Hidup yang Bermakna, Edisi Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW

Kata Sekaten secara turun temurun merupakan bentuk transformasi kalimat “Syahadat”. Syahadat yang banyak diucapkan sebagai Syahadatain ini kemudian menyatu dengan bahasa lokal khususnya kultur dan sastra Jawa sehingga menjadi Syakatain dan pada akhirnya bertransformasi menjadi istilah Sekaten hingga sekarang.

Berbagai macam perayaan yang dilakukan dalam memperingati hari Maulid Nabi Muhammad SAW. Meskipun kadang-kadang perayaan yg dilakukan sering kali tidak ada kaitannya dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Dikutip dari tulisannya Moch Yunus yang dicantumkan dalam jurnal Peringatan Maulid Nabi menuliskan bahwa Di daerah Yogjakarta pada perayaan maulid terdapat tradisi menarik yang dinamakan Sekatenan.

Baca Juga: Teks Khutbah Jumat Tentang Mewujudkan Hidup yang Bermakna, Edisi Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan hal yang dinantikan oleh banyak umat muslim diseluruh dunia dan dirayakan setiap tahunnya. Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada 12 Rabiul Awal. Tradisi Maulid Nabi pertama kali dilakukan oleh seorang khalifah dinasti Fathimiyyah di Mesir yang hidup pada tahun 314 Hijriyah. 

Perayaan Maulid Nabi ialah tradisi yang berkembang di masyarakat Islam beberapa waktu setelah Nabi Muhammad SAW wafat, bertepatan dengan itu peringatan Maulid Nabi menjadi hari libur nasional.

Baca Juga: Khutbah Jumat di Bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, Tema: Riwayat dan Pribadi Rasulullah

Setiap wilayah memiliki ciri khas masing-masing dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Di Indonesia, biasanya dilaksanakan di Masjid-masjid besar yang ada disetiap daerah. Perayaan Maulid Nabi dilakukan dengan meriah yang dihadiri oleh Tokoh-tokoh penting dalam masyarakat beserta jajarannya.

Bukan hanya itu, perayaan Maulid Nabi juga diselenggarakan di surau-surau, majlis ta’lim di pondok-pondok pesantren dengan beragam cara yang meriah dan dengan berbagai susunan acara, diantaranya yaitu : khitanan masal, pengajian dan berbagai perlombaan yang secara bernuansa islami.

Baca Juga: Kisah Nabi Muhammad Dalam Menegur Seseorang yang Salah

Malam hari tanggal 12 Maulid merupakan puncak acara. Biasanya mereka membaca sirah nabawiyah (sejarah hidup Nabi sejak kelahiran sampai wafatnya), dalam bentuk prosa dengan cara berganti-ganti dan kadang-kadang dengan lagu-lagu dengan lirik memuji Nabi Muhammad SAW. ***

Editor: Farhan Nurhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah