Kisah inspiratif Nabi Hud dan Kaum ‘Ad

- 6 November 2022, 16:33 WIB
 Ilustrasi referensi naskah khutbah Jumat.
Ilustrasi referensi naskah khutbah Jumat. /Pixabay/SuzyT/

JURNALACEH.COM- Kisah Nabi Hud dan kaum ‘Ad merupakan salah satu kisah yang diceritakan dalam Alquran dan terdapat  pesan-pesan inspiratif didalamnya.

Hud adalah salah satu Nabi dan Rasul yang merupakan utusan Allah kepada umat manusia yang bertujuan menyampaikan pesan-pesan Nya. Namanya adalah Hud bin Syalik bin Irfak syad bin Sam bin Nuh.

Pada masa Nabi Nuh terjadi bencana banjir bandang, Nabi Nuh beserta pengikutnya menyebarkan keturunannya keseluruhan penjuru bumi. Namun, sesudah Nabi Nuh wafat, para pengikut Nabi Nuh mulai berbuat ingkar dan tumbuh menjadi bangsa yang lupa dengan wasiat Nabi Nuh bahkan mereka kembali menyembah berhala. Bumi mulai merintih dengan kejadian tersebut, maka Allah mengutus Nabi Hud untuk memberi peringatan kepada kaumnya, yakni kaum ‘Ad.

Baca Juga: Apa itu HMPK PPPK? Berikut Penjelasannya, Catat, Calon Pendaftaran PPPK 2022 Wajib Tahu

Sebenarnya hal ini merupakan gambaran tentang kekerasan hati yang begitu jauh untuk diluluhkan. Ini suatu sikap yang dapat merusak unsur-unsur dasar keistimewaan manusia.Demikian pula kaum itu meminta dipercepat datangnya azab, karena mereka ingin segera lepas dari menghadapi kebenaran, bahkan lari dari memikirkan kacaunya kebatilan yang memperbudak mereka. Mereka berkata kepada Nabi Hud yang memberi nasihat dan menyampaikan amanat itu.

Nabi Hud menyampaikan kepada mereka akibat yang dijelaskan Allah kepadanya dan yang pasti mereka akan ditimpa sesuatu yang tidak bisa dihindari. Yaitu azab yang tidak akan bisa ditolak serta bersamaan dengan kemarahan Allah. Setelah itu, mereka nanti akan mendapatkan azab yang mereka minta secepatnya. Untuk menunjukan kepada mereka kejelekan kepercayaan dan pandangan mereka.

Ketika azab telah datang sebagai wujud ancaman kami dan binasalah kaum Hud. Maka Kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersamanya, dengan rahmat secara langsung dari Kami. Rahmat Kami yang menyelamatkan mereka dari azab yang menimpa kaum itu, dan dikecualikan mereka dari terjadinya bencana. Diselamatkan juga mereka dari azab yang sungguh berat yang terjadi kepada orang-orang yang mendustakan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mendapatkan STB Gratis dari Pemerintah? Ini Link Pengajuannya

Sayid Quthb menjelaskan bahwa kaum Ad yang telah diberikan oleh Allah nikmat berupa kekuasaan dan kekuatan yang mana hal itu mewajibkan mereka untuk mensyukuri nikmat tersebut dan melarang mereka untuk menyombongkan diri. Begitu pula dianjurkan untuk menjaga perilaku agar tidak mengalami hal-hal buruk seperti apa yang terjadi pada orang-orang terdahulu. Namun kaum ‘Ad tetap tidak menghiraukan ketetapan Allah dan sunnah-Nya yang disampaikan oleh utusan Allah.

Sifat sombong sendiri merupakan salah satu sifat negatif yang cenderung menganggap dirinya paling tinggi dan memandang orang lain lebih rendah. Seseorang yang sombong bisa menyebabkan hati mudah mengeras dan tidak mudah dinasehati dikarenakan menganggap bahwa dirinya paling segala-segalanya di antara yang lain.

Baca Juga: Apakah dengan Memakai STB Harus Pakai Antena Digital lagi? Ini Penjelasannya

Dalam hal ini Allah sudah menjelaskan dalam Alquran bahwa Allah sangat membenci orang- orang yang menyombongkan diri. Dalam penafsirannya pula, Sayid Quthb menjelaskan bahwa nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada kaum ‘Ad sangat banyak, dan memberi isyarat kepada mereka untuk senantiasa mensyukurinya dengan cara menjaga perintah-perintah Allah supaya mendapat keberuntungan di dunia dan akhirat. Namun, kaum Ad justru semakin sombong dan acuh terhadap nasihat-nasihat yang disampaikan Nabi Hud.

Oleh sebab itu hiduplah kesombongan dalam diri kaum Ad dan menentang ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Nabi Hud.

Jika dikontekstualisasikan dengan kondisi saat ini, sifat sombong yang dimiliki kaum Ad tersebut merugikan banyak pihak, diri sendiri maupun orang disekitar kita, sifat sombong terjadi karena merasa memiliki kelebihan.

Jika dilihat bahwa bentuk kesombongsn pada zaman dahulu dan zaman saat ini tidaklah jauh berbeda. Seiring berjalanya waktu munculah internet dan media sosial sebagai alat interkasi manusia tanpa batas, setiap masa pasti memiliki perubahan yang berbeda.

Baca Juga: Bentuk Fitnah Akhir Zaman

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kita harus meninggalkan sifat sombong. yaitu sombong karena amal ibadah, sombong karena ilmu, sombong karena garis keturunan atau nasab, sombong karena kencantikan (good looking), sombong karena harta atau kekuatan.

Sebesar apapun kelebihan nikmat yang kita miliki jika dimanfaatkan dengan kesombongan sama saja Allah akan sangat mencela sifat tersebut.

Editor: Farhan Nurhadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah