Network
JURNALACEH.COM- Menonton TV adalah salah satu kegiatan hiburan yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dari anak-anak, dewasa, hingga orang tua. Pemberhentian TV analog ke TV digital atau Analog Switch Off (ASO) cukup menimbulkan banyak polemik,
diantaranya sisi negatif yang muncul dengan pemberlakuan siaran TV digital di Indonesia. Diketahui, siaran TV digital memiliki keunggulan diantaranya kualitas gambar dan suaranya yang lebih bersih dan jernih hingga dilengkapi dengan fitur Early Warning System (EWS) untuk peringatan jika terjadi bencana.
Disamping sisi positifnya, namun terdapat pula sisi negatif siaran TV digital.
Baca Juga: Gunakan Alat Ini, Dijamin TV Digital Kamu Punya Sinyal yang Kuat
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Mohamad Reza pada Jumat 18 Februari 2022, mengungkapkan bahwa penggunaan remote yang tidak praktis adalah salah satu sisi negatif siaran TV digital. TV digital membutuhkan pemasangan Set Top Box (STB) yaitu sebuah perangkat yang mengubah sinyal digital menjadi gambar dan suara. STB sendiri dilengkapi dengan remote sehingga remote terdiri dari 2 jenis yaitu remote TV dan remote set top box.
Menurutnya, hal inilah yang membuat orang semakin bingung terlebih jika remotenya hilang. Selain itu, kebutuhan akan Set Top Box (STB) yang makin meningkat semenjak peralihan TV analog ke TV digital menimbulkan beberapa masalah.
Kebijakan pemerintah untuk menyalurkan STB bagi masyarakat kurang mampu dinilai belum solutif sebab penyaluran STB yang belum pasti membuat masyarakat terutama kaum tua terpaksa harus membeli STB juga yang dinilai cukup mahal seharga Rp. 200.000 - Rp 250.000.
Baca Juga: Sharp AQUOS LC-24SA4000i TV HD yang Powerful: Apakah Sudah Digital? Simak Penjelasannya
Meskipun tedapat sisi negatifnya, siaran TV digital juga memiliki sederet fakta yakni:
1. Siaran TV analog menggunakan sistem teknologi yang dirancang untuk suara, sedangkan siaran TV digital bekerja untuk perubahan suara dan data menjadi tayangan digital.
