“Nawaitu shauma ya-umal khomiisi sunnatan lillaahi ta’alaa.”
Yang artinya: “Aku niat berpuasa sunnah hari Kamis karena Allah SWT.”
Ada penjelasan tentang diperbolehkannya berpuasa di bulan Maulid Nabi SAW, yaitu pada sebuah hadis berikut:
Bersumber dari Abu Qatadah Al-Anshari Radhiyallahu‘anhu, bahwa Rasulullah ditanyakan tentang kebiasaan Beliau melaksanakan puasa pada hari Senin. Dan Beliau menjawabnya:
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ
Yang artinya: “Itu merupakan hari dimana aku dilahirkan dan dihari itu aku diutus.” (HR. Muslim).
Pada riwayat yang lain, yakni dari Usamah bin Zaid ketika Beliau ditanyakan mengenai alasan seringnya melakukan puasa Seni dan puasa Kamis. Beliau pun menjawab:
ذَانِكَ يَوْمَانِ تُعْرَضُ فِيهِمَا الْأَعْمَالُ عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ