Pernah Gagal UN SMA, Kini Rifky jadi Dosen Termuda di FH UGM

12 Juni 2021, 15:44 WIB
Muhammad Rifky Wicaksono /University of Oxford/

JURNAL ACEH-Muhammad Rikfy Wicaksono, salah satu dosen termuda di Fakultas Hukum UGM saat ini. Ia baru saja mendapat gelar Mater Hukum di Harvard Univercity dan resmi diwisudakan pada Mei 2021 lalu.

Laki-laki berusia 28 tahun itu mengaku berstatus Master dari Harvard, namun sejarah perjalanan dunia akademisnya tak dilewati dengan mulus. Siapa sangka, ia pernah gagal Ujian Nasional (UN) SMA sebelum kemudian berhasil masuk ke Fakultas Hukum UGM, Sabtu, 12 Juni 2021.

Rifky berhasil lulus dengan mengantongi dua penghargaam yakni Dean Scholar Prize karena mendapatkan nilai tertinggi untuk dua mata kuliah, yaitu Mediation dan Internasional Commercial Arbitration juga mendapatkan predikat Honors untuk tesisnya yang merumuskan tentang ‘theory of harm’ baru untuk ukum persaingan usaha Indonesia dalam menganalisis merger di pasar digital.

Baca Juga: Pensiun dari BNPB, Doni Monardo Ditunjuk Jadi Komisaris Utama PT Inalum

Tidak mudah untuk mendapatkan sebuah pencapaian yang luar biasa, tentunya melalui proses yang cukup sulit.

Namun siapa sangka dibalik pencapaiannya sekarang, ada kisah kegagalan saat menempuh studi. Rifki sempat gagal dalam Ujian Nasional (UN) saat SMA.

“Gagal UN salah satu titik balik kehidupan saya. Saya belajar bahwa kesuksesan tidak bisa instan dan hanya mengandalkan bakat. Perjuangan kita saat menjalani proses itu ternyata lebih penting,”ujar Rifki dilansir dari laman resmi UGM.

Baca Juga: Doni Monardo, dari Citarum ke Asahan

“Saat itu saya terlalu terlena menyiapak diri mengikuti lomba debat internasional. Saat itu juga saya menyadari lengah untuk belajar, berjuang dan bekerja keras mempersiapkan ujian nasional,”tambahnya.

Tak hanya itu, selama berkuliah di fakultas hukum, Rifki juga menorehkan prestasi dan mendapatkan penghargaan sebagai Mahasiswa Berprestasi FH UGM 2012. ia berhasil lulus dengan predikat Cumlade IPK 3,95.

Setelah lulus, Rifky sempat bekerja di firma hukum ternama yaitu Assegaf Hamzah selama satu tahun. Namun setelah itu ia memutuskan untuk kembali ke kampus tercinta dan menjadi asisten dosen pada tahun 2006. ia mencoba mengikuti seleksi beasiswa Jardine fondation dan berhasil melanjut studi S2 di Oxford pada tahun 2007.

Baca Juga: Bambang Soesatyo Terlihat Meyakinkan Saat Menyeduh Kopi Saring Ulee Kareng Aceh

Lulus dari Oxford, Rifky memutuskan untuk mejadi dosen tetap di FH UGM dan pada tahun 2020 ia melanjutkan kuliah S2 ke Harvard. Menurutnya jalan menuju Harvard teerbilang cukup sulit, apalagi Rifky pernah S2 dan umumnya bantuan beasiswa diberikan kepada mereka yang belum pernah mengambil S2.

Ketika Rifky diterima di Harvard, saat itu juga pandemi wabah virus Covid-19 pun melanda dunia. Akhirnya Rifky hanya bisa mengikuti perkuliahan daring. Meski sudah berstatus sebagai mahasiswa Harvard ia belum pernah menginjakkan kakinya kesana.

“Akhirnya saya bisa kuliah dan lulus dari Harvard, tapi sampai saat ini belum pernah menginjakkan kaki di sana. Tetapi saya kuliah dari rumah di Maguwoharjo Sleman,” ujarnya.

Baca Juga: Leonardus Tumuka, Satu-satunya Anggota Suku Kamaro Bergelar Doktor

Ayah satu anak ini berharap kepada generasi mudah sekarang beranilah untuk meraih mimpi dan tidak takut untuk menghadapi kegagalan. Justru karena adanya kegagalan kita banyak belajar menjadi lebih baik.

“Kegagalan bukan musuh bagi kita. Musuh sebenarnya merupakan ketakutan atas kegagalan yang membuat kita takut untuk bermimpi. Maka beranilah bermimpi, sebab kemajuan bangsa kita tegantung pada orang-orang yang mempunyai mimpi besar dan rela jatuh bangun untuk mewujudkan mimpi mereka,” tutup Rifki.***

 

 

 

 

 

Editor: Decky Rissakota

Tags

Terkini

Terpopuler